Depression is one of the leading causes of the global disease burden, affecting millions of people worldwide. The availability of mental health treatment, however, remains very limited in many low-middle income countries, including Indonesia. Internet-based interventions are known to have the potential to deliver mental health treatment economically and appropriately according to numerous studies conducted in high-income countries. In the current study, we describe a systematic cultural adaptation of an internet-based behavioral activation intervention for depression in Indonesia, named Guided Act and Feel Indonesia. During the adaptation, relevant stakeholders were involved, including licensed clinical psychologists, mental health communities, lay counselors, and patients. The adaptation used the formative method for adapting psychotherapy (FMAP) to adapt eight important cultural elements (language, persons, metaphors, content, concepts, goals, methods, and context). The intervention was adapted from the original Dutch version called Doe en Voel, consisting of 8 structured modules that are offered in a secure online environment. The adapted version is being delivered during an ongoing randomized controlled trial with non-face-to-face support from lay counselors who work under the supervision of licensed clinical psychologists. The challenges that were faced during the cultural adaptation are discussed.Guided Act and Feel Indonesia-Intervensi Aktivasi Perilaku Berbasis Internet untuk Depresi di Indonesia: Adaptasi Budaya yang Sistematis
AbstrakDepresi adalah salah satu penyebab utama beban penyakit global yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Namun, ketersediaan perawatan kesehatan mental masih sangat terbatas di negara-negara yang berpenghasilan rendah termasuk Indonesia. Kemudian, intervensi depresi berbasis internet telah diketahui memiliki potensi untuk memberikan perawatan kesehatan mental secara ekonomis dan tepat sesuai dengan berbagai penelitian yang dilakukan di negaranegara berpenghasilan tinggi. Pada studi ini, peneliti mendeskripsikan adaptasi budaya secara sistematis dari intervensi aktivasi perilaku berbasis internet untuk depresi di Indonesia, bernama Guided Act and Feel Indonesia. Selama proses adaptasi, para pemangku kepentingan yang relevan dilibatkan, termasuk psikolog klinis berlisensi, komunitas kesehatan mental, konselor, dan pasien. Adaptasi menggunakan metode formatif untuk adaptasi psikoterapi (FMAP) untuk mengadaptasi delapan elemen adaptasi budaya penting (bahasa, orang, metafora, konten, konsep, tujuan, metode, dan konteks). Intervensi ini diadaptasi dari versi asli Belanda yakni Doe en Voel, yang terdiri dari 8 modul terstruktur yang ditawarkan pada lingkungan online yang aman. Versi yang disesuaikan kemudian disampaikan selama percobaan terkontrol secara acak yang berlangsung tanpa tatap muka dari konselor yang bekerja di bawah pengawasan psikolog klinis berlisensi. Tantangan yang dihadapi selama adaptasi budaya juga dibahas dalam penelitian ini.