Elderly residential home can be a safe place for elderly because of their limitations, even though some of them feel unappreciated and finally they feel more alienated and helplessness. They also feel limited in doing activities related to family or friends. This perception of the elderly can affect their quality of life. Quality of life is someone’s perception about their life experiences related with their goals and expectations. This study discusses the quality of life of the elderly who live in the government residential home. This research is a descriptive study using Quality of Life for the Elderly questionnaire that has been adapted with Indonesian culture. Sampling was conducted using purposive sampling technique. Participats in this study were 30 young older people age 60-74 years. The results showed that 6 (20%) participants had low quality of life, 16 (53.3%) participants had moderate quality of life and 8 (26.7%) participants had high quality of life. Participants have most satisfied perceptions on the domain of independence (4,1778), spirituality (3,8667) and physical health (3,667). The t- test indicate that quality of life is different only based on the length of time they lived in the institution Panti wreda dapat menjadi tempat tinggal yang aman bagi lansia karena ketidakberdayaan mereka, namun beberapa lansia yang tinggal di panti wreda merasa kurang dihargai dan diberdayakan sehingga timbul perasaan terasing dan semakin tidak berdaya. Mereka juga merasa terbatas dalam melakukan kegiatan serta kontak dengan keluarga atau teman-teman. Persepsi lansia ini dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Kualitas hidup (quality of life) merupakan persepsi dari pengalaman individu itu sendiri tentang kehidupannya yang disesuaikan dengan budaya serta sistem nilai di lingkungan terkait dengan tujuan, harapan, standar, serta masalah yang dihadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti sosial tresna wreda. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan alat ukur Kualitas Kehidupan Lansia yang telah diadaptasi sesuai budaya Indonesia oleh Dewi, Rostiana & Rumawas (2018). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Partisipan berjumlah 30 orang lansia muda (young old) dengan rentang usia 60-74 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan lansia yang memiliki kualitas hidup tinggi 8 (26,7%), sedang 16 (53,3%), rendah 6 (20%) Berdasarkan skor rerata tertinggi, lansia memiliki persepsi yang paling puas terhadap domain kualitas hidup kemandirian (4,1778), domain spiritualitas (3,8667) dan kesehatan fisik (3,667). Kualitas hidup lansia yang tinggal di panti berkaitan dengan lamanya mereka tinggal. Hasil uji perbedaan data demografis hanya menunjukkan adanya perbedaan kualitas hidup berdasarkan lamanya partisipan tinggal di panti.