Market share of halal cosmetics in Indonesia increased all of the time. It was not surprising, as a country with the biggest Moslem population in the world, the need of halal cosmetics is a must. Had it trued that the consumption of halal cosmetics driven by religion (Islam) as a social identity or by other factors. This study tried to find the role of religion as consumer's social identity with extended theory planned behavior. This study used purposived sampling technics among 100 collage students in Yogyakarta and analyzed with partial Least Square (PLS) s-SEM used smartPLS software. This research found that religion identity was not influenced toward intention to use cosmetics halal. The other variables, attitude, subjective norm and perceived behavior control have a positive and significant influenced toward intention to use halal cosmetics.
AbstrakMarket share kosmetik halal di Indonesia, selalu meningkat sepanjang waktu. Hal tersebut tentu saja bukan hal yang mengejutkan, sebagai negara dengan populasi umat islam terbesar didunia kebutuhan kosmetik halal merupakan suatu keniscayaan. Akan tetapi apakah benar bahwa konsumsi kosmetik halal tersebut didorong oleh agama (Islam) sebagai identitas sosial konsumen atau justru oleh faktor lain. Penelitian ini mencoba melihat peran agama sebagai identitas sosial konsumen, dengan menggunakan theory planned behavior. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan teknik sampling purposive dengan jumlah angket sebanyak 100 responden mahasiswi yang beragama Islam di Yogyakarta. Data kemudian diolah dengan Partial Least Square (PLS)-SEM menggunakan software smartPLS. Penelitian menemukan bahwa, identitas agama tidak memiliki peran terhadap niat menggunakan kosmetik halal. Sedangkan sikap, norma subyektif serta perceived behavior control memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan kosmetik halal, namun pengaruh tersebut termasuk lemah.