Latar Belakang: Terdapat lebih dari 1,5 miliar kasus infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) di dunia setiap tahunnya, dengan demografi yang rentan terinfeksi adalah usia anak sekolah. Infeksi tersebut dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan, beberapa diantaranya berkaitan dengan status gizi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecacingan dengan status pengukuran antropometri anak usia sekolah dasar di Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis korelasi dengan dua variabel yang memiliki skala pengukuran kategorik dan teknik consecutive sampling. Pemeriksaan kecacingan dilakukan melalui pemeriksaan feses responden. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1, SDN 2, dan SDN 3 Malaka. Waktu pelaksanaan pada bulan Mei sampai Desember tahun 2019.Hasil: Dari hasil pemeriksaan sampel feses dari 75 responden penelitian, ditemukan telur cacing pada 23 sampel (30,67%) dan spesies cacing yang paling banyak menginfeksi adalah T. trichiura (91,4%). Berdasarkan uji hipotesis chi- square dan uji Mann-Whitney, ditemukan bahwa infeksi cacing tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pengukuran antropometri TB/U dan BB/U (p=0,814 & p=0,403), namun memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi IMT/U (p=0,025).Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kecacingan dengan penguikuran antropometri TB/U dan BB/U, namun ditemukan adanya hubungan yang signifikan kejadian kecacingan dengan pengukuran antropometri anak usia sekolah dasar untuk penilaian indikator IMT/U.