2021
DOI: 10.37680/muharrik.v4i02.844
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Representation of Non-Heterosexuality in YouTube: Study on K-Pop Girl Group Music Video

Abstract: Since the late 2000s, the Korean pop music industry (K-pop) has made significant progress outperforming the music industry of other countries. The abundance of South Korean media content showing the concept of “Girl Band” is engaging because of changes in gender representation in the Korean pop music industry. This study focuses on the representation of non-heterosexuality in the music videos of the K-Pop girl groups Mamamoo, Loona, and Red Velvet. The Music Video (MV) of the three girl bands shows other sexua… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(4 citation statements)
references
References 12 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Hal ini membuat idola atau penyanyi perempuan K-pop merupakan bentuk budaya patriarki Korea memaksa pekerja perempuan untuk tunduk, pekerja sekali pakai, dan modalitas dominan neoliberal, rasionalitas pasar berorientasi layanan sejak 1997 (Kim, 2018). Mereka dituntut untuk memenuhi harapan kedudukan yang didefinisikan secara sosial dalam publik yang didominasi oleh laki-laki baik stereotip Barat tentang perempuan Asia sebagai objek intim yang eksotis ataupun kedudukan patriarki Korea selaku penurut, rapuh, serta polos (A. H. A. Putri, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Hal ini membuat idola atau penyanyi perempuan K-pop merupakan bentuk budaya patriarki Korea memaksa pekerja perempuan untuk tunduk, pekerja sekali pakai, dan modalitas dominan neoliberal, rasionalitas pasar berorientasi layanan sejak 1997 (Kim, 2018). Mereka dituntut untuk memenuhi harapan kedudukan yang didefinisikan secara sosial dalam publik yang didominasi oleh laki-laki baik stereotip Barat tentang perempuan Asia sebagai objek intim yang eksotis ataupun kedudukan patriarki Korea selaku penurut, rapuh, serta polos (A. H. A. Putri, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam wawancaranya dengan vice, penyanyi semenjak debut sebagai musisi K-pop, penyanyi merasa tidak nyaman dan merasa terkungkung dengan kriteria tertentu seperti penampilan fisik yang dituntut sempurna yang seperti harus hidup seperti itu selamanya (Kwon, 2019). Mereka dituntut buat memenuhi harapan kedudukan yang didefinisikan secara sosial dalam publik yang didominasi oleh laki-laki baik stereotip Barat tentang perempuan Asia sebagai objek intim yang eksotis ataupun kedudukan patriarki Korea selaku penurut, rapuh, serta polos (A. H. A. Putri, 2021).…”
Section: Pemaknaan Tanda Dan Hasil Dalam MV Lim Kim Yellowunclassified
“…Actually, K-Pop stresses "lookism" (prejudice or discrimination against someone's looks) and has very sensual content, so it attracts many viewers' attention. The stage performances and music videos act as a visual marketing tool that always places more value on the performers' physical attractiveness than their musical talent [2]. Particularly in girl groups, K-Pop idols frequently wear costumes and have sensual dance choreography because they are expected to fit into socially defined roles that are predominately held by men, such as exotic sexual objects according to Western stereotypes of Asian women and submissive, crumbly, and innocent women based on Korean patriarchy.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…However, several K-Pop stars, like Heechul from Super Junior and Amber from f(x), seemed to question gender stereotypes through androgynous imagery. They demonstrated gender equality, particularly for female groups who frequently fall victim to prejudices [2].…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%