Transportation essential to people's lives because it drives the economic, social, and development. Bogor has the nickname of a million angkots because angkots fill the roads and leading cause of congestion. Biskita is the answer to the congestion problem. This research uses descriptive qualitative methods with the theory of Agile Governance. Data collection is done through interviews and documentation. Determination of informants with purposive, data validation with data triangulation, data analysis using data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed Agile Governance of the Bogor City Government has been successful, as seen from the fulfillment of five existing indicators, namely Business Operations with the existence of local regulations, Moderator Effect with the procurement of BISKITA, Governance Capabilities with the implementation of SOPs on BISKITA, Agile Capabilities with education and training, Value Delivery with plans to develop BISKITA. An increase in the Impact of Environmental Factors is needed, which has not been fulfilled due to decreased public interest in using BISKITA. The conclusion is the performance of the Bogor City Government in developing Biskita can be improved. Seeing that the level of public participation in using Biskita is still low, the number of angkot has not decreased, service counters at bus stops have not yet operated, congestion still occurs in Bogor City, two bus stop corridors are still not operating from a total of 6 planned bus stop corridors.
INTISARITransportasi merupakan aspek penting kehidupan masyarakat karena menggerakkan roda perekonomian, sosial, dan pembangunan. Bogor memiliki julukan sejuta angkot karena angkot memenuhi jalan dan penyebab utama kemacetan. Biskita menjadi jawaban dari permasalahan kemacetan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk melihat teori yang ada dan fakta yang ada secara langsung di lapangan dengan teori Agile Governance. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Penentuan informan dengan purposive, validasi data dengan triangulasi data, analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan Agile Governance Pemerintah Kota Bogor telah berhasil terlihat dari terpenuhinya lima indikator yang ada, yaitu Operasi Bisnis dengan adanya Perda, Moderator Effect dengan adanya pengadaan BISKITA, Governance Capabilities dengan adanya pelaksanaan SOP pada BISKITA, Agile Capabilities dengan adanya pendidikan dan pelatihan, Penyaluran Nilai dengan adanya rencana untuk mengembangkan BISKITA. Diperlukan peningkatan pada Dampak Faktor Lingkungan yang belum terpenuhi karena menurunnya minat masyarakat menggunakan BISKITA. Kesimpulan yang diperoleh kinerja Pemerintah Kota Bogor dalam pengembangan Biskita dapat dikembangkan. Melihat tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan Biskita masih rendah, jumlah angkot tidak mengalami penurunan, loket pelayanan di halte belum beroperasi, kemacetan masih terjadi di Kota Bogor, dua kori...