“…Lima senyawa yang berhasil diidentifikasi dalam tanaman genus ini yaitu apigenin 7-glucoside, hispidulin, scutellarein-7-O-beta-D-glucuronate, acteoside dan verbascoside menunjukan interaksi dengan protein kanker melalui simulasi penambatan molekul dan berpotensi menimbulkan efek terapi (Gogoi et al 2017 Wang, Zhu, et al 2013;Wang, Xiong, et al 2013;Xu et al 2013 memiliki aktivitas antikanker dari tanaman genus Clerodendrum adalah pheophorbide-related compounds (purpurin 7 dimethyl ester, pheophorbide a, methyl (10S)-hydroxypheophorbide a) (Cheng et al 2001); asam lemak (asam oleat, asam oktadekanoat, asam n-heksadekanoat, dan 6-metil-2-heptanon) (Erukainure et al 2016); asam oleanolik dan clerodinin A (Sannigrahi et al 2012); abitane diterpenoid (trichotomone, trichotomone D, trichotomone F, uncinatone, mandarone E, teuvincenone E, dan trichotomone H) (Wang, Xiong, et al 2013;Wang, Zhu, et al 2013) dan dua senyawa steroid (Xu et al 2013). Mekanisme antikanker beberapa tanaman genus Clerodendrum melalui aktivitas fotositoksisitas (Nakamura et al 1996;Choi et al 2014;Cheng et al 2001), apoptosis, antiproliferatif dan anti-migrasi (Sun et al 2013;Chacko et al 2015). Aktivitas apoptosis ditunjukan oleh peningkatan rasio bax/bcl-2 dan peningkatan ekspresi caspase 9 (Chacko et al 2015).…”