“…Pada perspektif ini, menurut Turner pelatih harus kritis dan kreatif dalam mendesain strategi yang menjelaskan pentingnya kohesivitas tim dalam olahraga beregu. Untuk meningkatkan atensi tentang kohesivitas, tim diberi identitas sosial untuk mencari kekhasan dan menunjukkan bias motivasi positif (Turner, Pratkanis, Leve, & Probasco, 1992), saling ketergantungan dan solidaritas antar anggota (Berger-Schmitt dalam Holdsworth& Hartman, 2009), membentuk persepsi dan kultur yang positif (Sanchez & Yurrebaso, 2009), pengendalian emosi dan kognisi (Naeiji & Mehrizi, 2014), memahami emosi orang lain (atlet) (Latimer, Rench, & Brackett, 2007) melalui kohesivitas dengan menyediakan "fokus" tim dengan mendorong komunikasi antar anggota, memfasilitasi komitmen, dan meningkatkan kepuasan anggota (Mellalieu & Hanton, 2009). Figur sentral dalam pembentukan kohesivitas tim adalah pelatih.…”