Tingkat bahaya yang ditimbulkan obat pada sel misalnya sel kanker yang dikenal dengan istilah sitotoksik. Zat sitotoksik memiliki kemampuan untuk menghentikan perkembangbiakan sel kanker, sehingga memungkinkan untuk dijadikan obat antikanker. Ekstrak tumbuhan atau bahan kimia aktif yang berasal dari tumbuhan dapat digunakan sebagai agen antikanker tanaman herbal. Diantaranya adalah sirih cina, tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan meski sering dianggap sebagai tanaman gulma. Penelitian ini melihat nilai LC50 menggunakan metode BSLT untuk mengidentifikasi jenis bahan kimia metabolit sekunder dan sitotoksisitas ekstrak etanol daun sirih cina. Penelitian ini melihat jumlah kematian Artemia salina untuk mengkarakterisasi, menyaring fitokimia, dan menentukan sitotoksisitas daun sirih cina menggunakan metode BSLT. Larva pelindian dengan nilai LC50 dinyatakan. Daun sirih cina menunjukkan hasil positif terhadap saponin, flavonoid, alkaloid, tanin, dan steroid dalam uji skrining fitokimia. Pengujian hasil uji sitotoksik dilakukan analisis menggunakan analisis probit yang menunjukkan bahwa ekstrak kental etanol daun sirih cina bersifat racun dan mungkin mempunyai sifat antikanker, dengan nilai LC50 sebesar 335,7376 µg/mL.