AbstrakPerkembangan dan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan telah mendorong pelaksanaan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan lebih ekonomis dibanding dengan cara yang lazim dikerjakan. Telah dilakukan penelitian di Rumah Sakit Dr. Dustira Cimahi pada bulan Juni-September 2016 terhadap 32 pasien operasi laparotomi ginekologis yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok Tramadol (n=16) diberikan tramadol 2 mg/kgBB (pengenceran akuabides sampai 10 mL) lewat jalur infus selama satu menit, sedangkan pada kelompok Fentanil (n=16) diberikan fentanil 2 µg/kgBB dengan cara yang sama. Lima menit kemudian diberikan propofol 2 mg/kgBB, atrakurium 0,5 mg/kgBB, enfluran 2 volume %, N 2 O:O 2 =2 L/menit:2 L/menit. Pencatatan tekanan darah, laju nadi, saturasi O 2 , dan skor PRST dilakukan sebagai berikut: T0 = penderita tiba di kamar operasi, T1= preintubasi, T2= satu menit setelah intubasi, T3= satu menit setelah insisi, T4 dan seterusnya diukur tiap 15 menit sampai selesai operasi. Pasien diekstubasi setelah pernapasan adekuat. Skala sedasi dan muntah dinilai setiap 15 menit setelah ekstubasi selama dua jam. Dari hasil penelitian didapatkan skor PRST mulai T1 sampai T12 secara statistis tidak berbeda bermakna antara kelompok tramadol dan fentanil (p>0,05). Kedua kelompok mengalami peningkatan skor PRST satu menit setelah intubasi. Skor PRST dipertahankan antara 0 sampai 2. Pada kelompok tramadol dan fentanil masing-masing satu orang mendapatkan analgetik pertolongan fentanil 50 µg karena skor PRST 5. Tidak ditemukan perbedaan skala sedasi dan muntah antara dua kelompok perlakuan. Penelitian ini menunjukkan tramadol 2 mg/kgBB dibanding dengan fentanil 2 µg/kgBB sebagai analgetik intraoperatif pada operasi laparotomi ginekologis memberikan pengaruh yang sama terhadap skor PRST.
Fentanyl as Intraoperative Analgetic in Gynecologic Laparotomy and Its Effects on PRST Score AbstractThe technological and scientific development and improvement have influenced the effectiveness and economic of health care. This study was performed in Dr. Dustira Hospital Cimahi period June to September 2016 on 32 patients undergoing gynecologic laparotomy. Subjects were divided into 2 groups with 16 patients in each group. The tramadol group was given 2 mg.kgbw-1 tramadol (diluted to 10 mL) via IV line over one minute whereas the fentanyl group received 2 µg.kgbw-1 fentanyl using the same procedure used for the tramadol group. Induction was done after five minutes with 2 mg.kgbw-1 propofol, 0.5 mg.kgbw-1 atracurium while the state of anesthesia was maintained with 2 vol.% enflurane, 50% O 2 and 50% N 2 O at 4 L/minute flow rate. Rescue analgetics in the form of 50 mcf fentanyl was prepared to be given if the PRST score was more than 4. Postoperative analgesics using 30 mg ketorolac and antiemetic 10 mg metoclopramide were given intravenously during skin closure. Blood pressure, heart rate, oxygen saturation and PRST Score were recorded at T0=patient on arrival in the theatre, T1=preintubation, T2=one minute after intubation, and T3=one min...