AbstrakPadi (Oryza sativa L.) merupakan komoditi utama dalam menyediakan sumber karbohidrat di Indonesia. Produktivitas budidaya tanaman padi selalu terkendala pada ketersediaan air, karena mayoritas padi dibudidayakan pada kondisi lahan basah irigasi, sehingga membutuhkan banyak pasokan air. Kondisi ini membuat budidaya padi hanya dapat dilakukan satu musim tanam per tahun sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap beras terus meningkat, untuk itu perlu adanya pengujian tanaman padi gogo lokal yang dapat memenuhi kebutuhan musim tanam baik dalam kondisi lingkungan kering maupun lahan basah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon agronomi tanaman padi gogo lokal Sultra dilahan kering dan lahan basah serta adanya sumber genetik baru untuk pengembangan padi yang berproduksi tinggi pada berbagai lingkungan tumbuh. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan perlakuan Rancangan Petak Terpisah. Petakan Utama ialah Lahan Basah dan Lahan Kering. Anakan Petak ialah kultivar padi gogo lokal Sultra. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam, jika F-Hitung menunjukan pengaruh nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nyata antara perlakuan mandiri yang diuji dengan perlakuan lainnya pada variable pengamatan yang diukur dengan kultivar terbaik adalah pae wuna dan Indalibana. Kultivar Pae Wuna dan Indalibana adalah dua kultivar padi gogo lokal Sultra yang memiliki potensi untuk tumbuh baik dalam dua kondisi lahan yang berbeda, sehingga bisa dijadikan sebagai sumber genetik padi yang dapat dikembangkan dalam berbagai lingkungan tumbuh. Kata Kunci: Kultivar, Lahan Kering, Lahan Basah, Padi Gogo