Badak sumatera berada di ambang kepunahan akibat perburuan dan kehilangan habitat. Badak sumatera yang keluar dari habitatnya (doomed) dan terisolasi diselamatkan dan ditranslokasi ke Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas Lampung dalam rangka melindungi dan membiakkan mereka untuk konservasi. Salah satu penyebab kematian badak sumatera dewasa adalah gangguan jantung (kardiomiopati, miokarditis, infark jantung) dan kegagalan kardiovaskuler akibat penyakit paru-paru maupun gastrointestinal. Tujuan dari studi ini adalah menentukan teknik pemeriksaan ekokardiografi transthoraks pada badak sumatera, melihat struktur internal jantung dan mengetahui dimensi ukuran jantung badak sumatera. Ekokardiografi transthoraks dilakukan pada badak sumatera di Suaka Rhino Sumatera menggunakan transduser phased-array dengan frekuensi 3.5 MHz yang diletakkan di sela iga/intercostae parasternal thoraks sisi kiri (left parasternal) dan kanan (right parasternal). Pada pemeriksaan ekokardiografi, seluruh badak sumatera pada posisi berdiri dalam kondisi sadar tanpa anestesi. Gambaran ekokardiografi Brightness-mode pada badak sumatera paling jelas didapatkan dari sudut pandang left parasternal pada intercostae ke-3 dan ke-4 baik gambaran long axis maupun short axis. Gambaran ekokardiografi yang didapatkan dari sudut pandang left parasternallong axis dan right parasternallong axis berupa four chamber (atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, ventrikel kiri), sedangkan five chamber (empat ruang jantung dan aorta) didapatkan dari sudut pandang right apical dan left apical. Dimensi jantung berdasarkan pengukuran dengan Motion-mode adalah IVSd 2,12 ± 0,25 cm; LVIDd 9,70 ± 0,82 cm; LVPWd 1,82 ± 0,12 cm; IVSd/LVPWd 1,20 ± 0,21 cm; bobot ventrikel kiri 1723,90 ± 311,45 g; RWT 0,38 ± 0,05; IVSs 2,83 ± 0,30 cm; LVIDs 5,41 ± 0,96 cm; LVPWs 3,28 ± 0,3 cm; EDV 952,69 ± 231,36 mL; ESV 185,38 ± 90,93 mL; SV 767,31 ± 150,92 mL; CO 38769,19 ± 8222,88 mL/menit; EF 81,95 ± 5,55%; FS 41,96 ± 8,24%.