Pendahuluan: Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang diakibatkan oleh infeksi bakteri, sehingga penggunaan antibiotik yang rasional diperhatikan pada pengobatan demam tifoid untuk menunjang efektivitas dan mencegah resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai rasionalitas terhadap penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid anak di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Aceh Utara dengan menggunakan metode Gyssens berdasarkan guideline IDAI dan Kemenkes.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dan dengan metode time limited sampling. Sampel pada penelitian ini adalah rekam medik pasien demam tifoid anak di ruang rawat inap RSUD Cut Meutia Aceh Utara 2022.Hasil: Hasil didapatkan seftriakson sebagai antibiotik yang paling sering diberikan, diikuti dengan sefiksim, dan kuinolon. Untuk rasionalitas terdapat seftriakson yang tergolong kategori 0 sebanyak 4,4%, Kategori II A pada seftriakson dan sefiksim sebanyak 17,5%, kategori II B pada seftriakson sebanyak 0,6%, kategori III B pada seftriakson dan sefiksim sebanyak 51,2%, kategori IV B pada kuinolon sebanyak 6,9%, dan kategori VI pada rekam medik yang tidak lengkap sebanyak 19,4%.Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan antibiotik yang paling sering diberikan adalah seftriakson, sedangkan tingkat rasionalitas masih banyak yang tergolong irasional.