Uji Aktifitas Katalis NaOH/Ni/gamma Al2O3 pada Proses Transesterifikasi Minyak Kelapa Sawit

Abstract

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang potensial untuk diproduksi secara berkesimbungan. Minyak kelapa sawit salah satu bahan baku yang dapat dikonversi menjadi biodisel. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh katalis (NaOH/Ni/γ-Al 2 O 3 ) pada reaksi transesterfikasi minyak kelapa sawit terhadap persentase rendemen biodiesel, densitas, persentase etil ester, serta konversi asam lemak bebas dari produk biodiesel dari minyak kelapa sawit. Proses pembuatan biodiesel melalui transesterifikasi minyak kelapa sawit dengan pereaksi etanol pada suhu 60 o C dengan penambahan katalis NaOH/Ni/γ-Al2O3 . Setelah waktu reaksi yang ditentukan, produk biodiesel didiamkan selama 24 jam ini bertujuan agar terjadi pemisahan antara sisa etanol, dan gliserol. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan, produk biodiesel terbaik pada penelitian ini adalah produk dengan persentase katalis 4% dan waktu reaksi 3 jam. Produk biodiesel ini, menghasilkan persentase rendemen sebesar 94,26% dan persentase etil ester sebesar 89,21% dan nilai konversi FFA sebesar 85,28%.

Pengaruh Variasi Campuran Bahan Bakar Biodisel Minyak Jelantah Terhadap Unjuk Kerja Motor Disel Satu Silinder Generator Set

“…Hasil dari proses pengadukan dipisahkan dengan menggunakan corong pisah dan didiamkan selama ± 8 jam hingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan produk biodiesel dan gliserol dimana produk biodiesel terletak pada lapisan atas dengan warna kecoklatan dan gliserol terletak dibagian bawah sebagai produk samping yang dihasilkan dari proses transesterifikasi tersebut. Selanjutnya dilakukan tahap pencucian atau pemurnian produk biodiesel dari hasil proses transesterifikasi [8].…”

Perengkahan Katalitik Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMs) menggunakan Katalis HCl Berpenyangga Gamma Alumina

“…Proses perengkahan katalitik dapat dioperasikan pada tekanan atmosfer dan suhu yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan proses hydrocracking yang membutuhkan tekanan dan suhu yang tinggi dalam operasinya [5], [6]. Perengkahan katalitik juga dapat menghasilkan beragam jenis biofuel dan memiliki proses yang lebih mudah jika dibandingkan dengan proses transesterifikasi yang hanya menghasilkan satu jenis biofuel dan relatif sulit pada proses pemisahan produk dengan hasil sampingnya [7] [ 8].…”

Effect of HCl/γ-Al2O3 and HCl/Ni/γ-Al2O3 Catalyst on The Cracking of Palm Oil

“…Transesterification converts triglycerides (vegetable oils) into alkyl esters through a reaction with alcohol, producing a by-product, glycerol (Dewanti et al, 2021). An ingredient's free fatty acid (FFA) value must be low (<2%) before processing; otherwise, a saponification reaction will occur.…”