Uji Organoleptik Butter Cookies Fortifikasi Kalsium dari Tulang Ikan Belida (Chitala lopis)

Abstract

Tulang ikan belida merupakan salah satu limbah hasil pengolahan ikan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Komponen penyusun tulang ikan yang masih dapat dimanfaatkan adalah kalsium. Faktor utama pemenuhan mutu suatu produk adalah nilai organoleptik yang meliputi kriteria penilaian terhadap kenampakan, cita rasa, dan nilai gizi suatu produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen melalui pengujian organoleptik terhadap butter cookies yang difortifikasi kalsium dari tepung tulang ikan belida. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah, cooking loss (CL), yield(Y), dan tingkat penerimaan panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CL berkisar antara 9,0-10,1% dan nilai Y berkisar antara 89,9-90,5%. Kedua parameter tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara perlakuan (p<0,05). Hasil uji kesukaan panelis dilakukan dengan metode Kruskal Wallis menunjukkan ada perbedaan yang nyata pada parameter rasa. Nilai uji kesukaan panelis tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap warna, aroma dan tekstur. Berdasarkan hasil uji kesukaan, penambahan tepung tulang ikan belida hingga konsentrasi 6% masih disukai panelis.

Karakteristik Fisik Dan Organoleptik Sediaan Serbuk Flavour Kepala Udang Windu (Penaeus monodon) Pada Perbedaan Suhu Pengeringan

“…Hal ini disebabkan serbuk kepala udang windu pada penelitian ini belum ditambahkan bumbu-bumbu tambahan, sehingga rasa yang dihasilkan cenderung rasa khas udang dengan rasa gurih. Menurut Diachanty et al, (2021), rasa berasal dari perpaduan bahan pembentuk dan komposisi pada suatu produk pangan yang diterima oleh indera pengecap.…”

Nutrient Content and Sensory Characteristics of Tuna Fish Dimsum (Yellowfin)

“…The yield value is obtained from the ratio of the weight of the cooked dough to the initial weight of the dough multiplied by 100 [13]. The yield value of steamed and fried dimsum is shown in Table 2.…”

“…The yield value of fried and steamed dimsum varies because it is influenced by the length of time of steaming and frying. This is to research [13] that a long baking process reduces the water content in the dough resulting in a decrease in yield. Table 2 shows that the yield of fried dimsum is smaller than steamed dimsum.…”

“…This is due to the frying process in the dimsum resulting in a decrease in water content. This research is by [13] that the roasting process results in loss of water content due to evaporation. Steamed dimsum produces a greater yield than fried dimsum because of the high-water content in steamed dimsum.…”