Parameter konduktivitas elektrolitik sangat berguna dalam menentukan kualitas air yang digunakan di berbagai industri. Pengukuran konduktivitas elektrolitik dilakukan dengan menggunakan alat konduktometer yang telah dikalibrasi dengan bahan acuan bersertifikat. Saat ini bahan acuan bersertifikat (CRM) masih merupakan barang impor. Oleh karena itu, Laboratorium Elektrokimia SNSU-BSN telah mengembangkan metode sekunder untuk mengukur konduktivitas elektrolitik dalam bahan acuan untuk dijadikan sebagai CRM. Metode sekunder yang digunakan adalah metode dengan menggunakan sel Jones tipe D untuk rentang pengukuran 20 -150 mS/cm. Validasi metode sekunder dibahas dalam makalah ini. Parameter pengujian meliputi linearitas, akurasi, presisi-repeatability, dan estimasi ketidakpastian pengukuran. Hasil validasi diperoleh linearitas yang baik dengan nilai R 2 sebesar 0,999 pada frekuensi 120 -480 Hz. Akurasi dan presisi cukup memuaskan dengan nilai bias 0,01 mS/cm dan RSD 0,031%. Nilai ketidakpastian diperluas dari metode ini dievaluasi sebesar 0,15% (k=2).Pengukuran konduktivitas elektrolitik ini tertelusur ke satuan SI melalui bahan acuan primer CRM1714 dari Lembaga Metrologi Nasional Denmark. Metode ini telah digunakan untuk mensertifikasi bahan acuan sekunder KCl 1 M, dengan nilai 111,6 mS/cm dan ketidakpastian diperluas relatif 0,15%. Bahan acuan sekunder ini telah dibuat oleh Laboratorium Elektrokimia SNSU-BSN yang bertujuan untuk mendiseminasikan ketertelusuran pengukuran konduktivitas elektrolitik di Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada bahan acuan impor yang membutuhkan waktu lebih lama dan biaya tinggi.