Arc Flash adalah pelepasan energi yang disebabkan oleh arus gangguan atau arching fault ataupun bolted fault yang dapat dipicu oleh kelembaban, kegagalan isolasi, human error, serta kegagalan mekanik. PT. Krakatau Daya Listrik (PT KDL) bergerak di bidang pembangkitan dan pendistribusian listrik di Kawasan Industri Krakatau. Salah satu gangguan yang sering terjadi pada jaringan distribusi di PT KDL adalah gangguan yang diakibatkan oleh busur api (arc flash). Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Setting OCR terhadap arc flash saat terjadi short circuit di Panel AK19 Substation Diesel PT KDL pada tegangan 20kV. Analisis data penelitian ini mengacu pada standard IEEE 1584 - 2002 dan Metode Ralph Lee kemudian disimulasikan dengan software ETAP Power Station menggunakan data aktual lapangan. Hasil analisis menunjukkan Fault Clearing Time (FCT) memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap besarnya arc flash yang ditimbulkan ketika terjadi gangguan hubung singkat 3 fasa. Insiden energi (E) arc flash pada penelitian ini yaitu 58,35 Cal/cm2 dengan FCT sebesar 0,3 s pada panel 20 kV, dan insiden energi yang dihasilkan analisa paling kecil yaitu 5,8 Cal/cm2 dengan FCT sebesar 0,03 s. Hal ini membuktikan bahwa semakin cepat FCT maka besar insiden energi arc flash yang terjadi semakin kecil, sebaliknya semakin besar atau semakin lama FCT maka semakin besar insiden arc flash yang terjadi. Gangguan hubung singkat ini sangat dipengaruhi oleh perhitungan besar energi arc flash dan jarak batas perlindungan. Berdasarkan tabel Hazard Risk Category (HRC) diketahui bahwa semakin cepat FCT maka semakin kecil kategori Personal Protective Equipment (PPE) sesuai standard NFPA 70E 2018.