2019
DOI: 10.26499/jl.v1i2.29
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Upaya Pemertahanan Bahasa melalui Ungkapan-Ungkapan Adat dalam Bahasa Dawan

Abstract: Artikel ini bertujuan untuk mengungkap 1) tindakan masyarakat penutur bahasa Dawan, yaitu Atoin Meto dalam upaya pemertahanan bahasa dan budayanya, dan 2) ungkapan yang dapat mencerminkan bentuk dan nilai budaya Atoin Meto. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan data dokumen tertulis. Data penelitian ini menunjukan bahwa bahasa Dawan hanya digunakan pada situasi tertentu saja seperti upacara adat dan digunakan oleh oleh golongan tertentu seperti orang tua, pemuka adat. Tidak ada … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Penggunaan kajian morfofonemik didasarkan pada kenyataan bahwa fenomena pembentukan kata dalam bahasa Dawan merupakan fenomena yang sangat umum termasuk reduplikasi. Proses fonologi yang umumnya ditemukan adalah penambahan, pemampatan, pelesapan bunyi, dan metatesis (Benu, 2022). Dua proses terakhir ini yaitu pelesapan bunyi dan metatesis yang ditemukan sangat sering muncul dalam pembahasan mengenai reduplikasi.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Penggunaan kajian morfofonemik didasarkan pada kenyataan bahwa fenomena pembentukan kata dalam bahasa Dawan merupakan fenomena yang sangat umum termasuk reduplikasi. Proses fonologi yang umumnya ditemukan adalah penambahan, pemampatan, pelesapan bunyi, dan metatesis (Benu, 2022). Dua proses terakhir ini yaitu pelesapan bunyi dan metatesis yang ditemukan sangat sering muncul dalam pembahasan mengenai reduplikasi.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Orang lain yang tidak menyandang status tersebut, tidak memiliki hak dalam masyarakat untuk menuturkannya. Oleh karena itu, sastra lisan jenis ini muncul dalam keadaan sakral dengan gaya penuturan yang khas, berirama selaras, dengan nuansa magis dalam setiap pembacaannya (Benu, 2019).…”
unclassified