Terpuruknya kegiatan ekonomi dirasakan pengusaha, karyawan dan wirausaha. Salah satunya adalah pabrik garmen di wilayah Bantul yang gulung tikar sehingga banyak karyawan pabrik di PHK secara sepihak. Program pengabdian masyarakat diberikan untuk menggerakan roda ekonomi masyarakat terutama bagi perempuan. Melihat kondisi tersebut kami tergerak untuk melatih sebagian karyawan garmen tersebut agar tetap berkarya memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) seperti coverall medis dan gown baik dari bahan spunbond, parasut waterproof, taslan, dan microphorus. Pada awal pandemi COVID-19 antara kebutuhan APD dengan jumlah produksi tidak seimbang. Sehingga pemesanan APD yang masuk sangat banyak, permintaan dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan sampai Papua. Kegiatan ini mampu memproduksi 5000 gown maupun coverall dalam 1 bulan. Kelompok kami berjumlah 10 penjahit yang beralamat di Randubelang, Semail dan Bangunjiwo Bantul. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode pelatihan pembuatan APD, pembagian kerja dan membangun jaringan market. Pada proses pelatihan meliputi cara pembuatan desain APD, cara menjahit yang benar sesuai syarat sebagai alat pelindung diri, proses pengemasan dan pengiriman paket yang efektif dan murah. Hasil yang dirasakan oleh para penjahit adalah adanya pemasukan finansial yang lebih banyak dibandingkan saat mereka bekerja di pabrik. Banyak waktu untuk mengurus keluarga karena produksi dikerjakaan di rumah masing-masing, dan peluang resiko tertular virus COVID-19 lebih kecil. Diharapkan tetap berkarya dan produktif pada masa pandemi covid-19. Situasi ini dibutuhkan kerjasama yang terkoordinasi baik antar masyarakat dan pemerintah, sehingga UMKM tetap bertahan demi kelangsungan produksi. Perlu kemampuan beradaptasi dengan cepat, tepat dan benar untuk bertahan hidup baik terutama dari segi ekonomi.