2019
DOI: 10.30659/jspi.v2i2.5153
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

URGENSI PENDIDIKAN SIFAT MALU DALAM HADITS (Telaah Hadits Imran Ibn Husain tentang Sifat Malu dalam Kitab Musnad Ahmad Ibn Hanbal)

Abstract: In the hadith of the Prophet explained one of the attributes called the term al-haya '. The nature of al-haya �is translated in Indonesian with the meaning of shame. Most people assume the nature of shame is a bad trait that should be kept away from someone's personal. But the shame is actually recommended by the Prophet because it is a good quality as stipulated in the hadith of Imran Ibn Husain, narrated by Ahmad Ibn Hanbal. This study aims to provide an explanation of the nature of shame mentioned by the Pr… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 1 publication
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Sebaliknya pengamalan syariat yang terlepas dari tarekat dan hakekat tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan. 3 K.H Ahmad Rifa`i menggambarkan perpaduan tasawuf dengan syariat ibarat buah kelapa; syariat adalah sabutnya, tarekat adalah buahnya, dan hakekat adalah minyaknya. 4 Menurut paham yang diajarkan tarekat yang sah adalah berwujud amal perbuatan yang dilakukan oleh seseorang muslim dalam rangka mengikuti syariat Nabi Muhammad saw.…”
Section: B Pemikiran Tasawuf Kiai Ahmad Rifa`iunclassified
“…Sebaliknya pengamalan syariat yang terlepas dari tarekat dan hakekat tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan. 3 K.H Ahmad Rifa`i menggambarkan perpaduan tasawuf dengan syariat ibarat buah kelapa; syariat adalah sabutnya, tarekat adalah buahnya, dan hakekat adalah minyaknya. 4 Menurut paham yang diajarkan tarekat yang sah adalah berwujud amal perbuatan yang dilakukan oleh seseorang muslim dalam rangka mengikuti syariat Nabi Muhammad saw.…”
Section: B Pemikiran Tasawuf Kiai Ahmad Rifa`iunclassified