Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat antara lain adalah rendahnya produktivitas karena kelapa sawit sebagian besar dibudidayakan di lahan gambut yang rendah kesuburan tanahnya serta relatif rendahnya input hara. Peningkatan produktivitas kelapa sawit di lahan gambut dapat dilakukan melalui penggunaan amelioran dari tandan buah kosong yang dibuat menggunakan dekomposer. Penelitian dilaksanakan pada Januari-Desember 2016 di lahan kebun kelapa sawit milik petani yang berumur sekitar lima tahun di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Indonesia. Penelitian bertujuan untuk menentukan jenis dekomposer yang terbaik untuk pembuatan kompos tandan buah kosong sehingga dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit yang dibudidayakan di lahan gambut. Penelitian menguji berbagai dekomposer yang digunakan dalam pembuatan kompos tandan buah kosong (Ktd) tanpa dekomposer, Dekomposer sd (K-sd), Dekomposer bm (K-bm), Dekomposer ol (K-ol), Kompos tp (K-tp), dan dekomposer em (K-em). Perlakuan ditata dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap sifat kimia tanah sebelum aplikasi pemupukan pertama dan setelah 6 bulan kemudian, kualitas kompos, dan respon tanaman kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan pelepah daun tidak dipengaruhi oleh perlakuan, tetapi pertambahan berat pelepah, dan produktivitas sangat dipengaruhi oleh perlakuan. Produktivitas tertinggi (1,87 ton ha-1 bulan-1) dihasilkan dari penggunaan amelioran Ksd, yaitu kompos tandan buah kosong mengandung mikroba aerob perombak lignin, selulosa, protein, lipid, asam amino, dan mengandung tricoderma.