2018
DOI: 10.31028/ji.v12.i2.97-108
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Variabilitas Curah Hujan dan Suhu Udara serta Pengaruhnya Terhadap Neraca Air Irigasi di Daerah Aliran Sungai Ciliwung

Abstract: Perubahan iklim merupakan isu yang sedang dihadapi oleh masyarakat global, yang berpengaruh terhadap variabilitas suhu udara dan curah hujan. Peningkatan suhu udara dapat menyebabkan penurunan debit andalan atau ketersediaan air. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend dari perubahan suhu udara dan curah hujan terhadap ketersediaan air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung selama 30 tahun (1985 s.d. 2015). Analisis kenaikan trend variabel iklim dilakukan dengan menggunakan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0
6

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
6
1

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(6 citation statements)
references
References 5 publications
0
0
0
6
Order By: Relevance
“…Debit andalan didefinisikan sebagai debit minimum rata-rata mingguan atau tengah bulanan. Debit minimum rata-rata mingguan atau tengah bulanan ini didasarkan pada debit mingguan atau tengah bulanan rata-rata untuk kemungkinan tidak terpenuhi 20% (Ariyani & Zubaeda, 2018).…”
Section: Ketersediaan Airunclassified
“…Debit andalan didefinisikan sebagai debit minimum rata-rata mingguan atau tengah bulanan. Debit minimum rata-rata mingguan atau tengah bulanan ini didasarkan pada debit mingguan atau tengah bulanan rata-rata untuk kemungkinan tidak terpenuhi 20% (Ariyani & Zubaeda, 2018).…”
Section: Ketersediaan Airunclassified
“…Perhitungan neraca air dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah air yang dibutuhkan tercukupi atau tidak. Neraca air dinyatakan dengan berbagai cara yaitu dengan Indeks Penggunaan Air (IPA) dan neraca surplus-defisit (Ariyani, 2018).…”
Section: Neraca Airunclassified
“…Curah hujan rata-rata tahunan tertinggi pada Stasiun Cibinong sebesar 5291 mm/tahun pada tahun 2014 dan terendah pada Stasiun Halim Perdanakusuma sebesar 304 mm/tahun pada tahun 2012 (Gambar 2). Nilai yang tinggi di Stasiun Cibinong pada tahun 2014 dapat dikarenakan terdapat empat bulan (Januari, Februari, November, dan Desember) yang memiliki curah hujan >500 mm/bulan atau bersifat sangat tinggi, sedangkan rata-rata curah hujan di DAS Ciliwung selama periode 30 tahun berkisar 200 hingga 300 mm/bulan (Ariyani, 2017).…”
Section: Curah Hujanunclassified