Visualisasi dan Analisis Peta Laut Militer untuk Pengembangan Strategi Pertahanan di Laut (Studi Kasus Perairan Pulau Baai Bengkulu)

Abstract

Perkembangan teknologi militer dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga memicu perkembangan taktik dan strategi tempur yang telah ada. Dengan perkembangan taktik dan strategi tentunya dibutuhkan data-data pendukung yang semakin komplek.
 Untuk memenuhi hal tersebut, diperlukan peta khusus yang ditujukan untuk kepentingan militer, Peta tersebut adalah Peta Laut yang diberi tambahan layer Militer atau disebut dengan AML (Additional Military Layers). AML merupakan sekumpulan produk data digital geospasial yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dalam bidang pertahanan di luar kepentingan navigasi.
 AML bukanlah merupakan layer yang menutupi peta navigasi. Beberapa bagian dari AML bisa digunakan pada beberapa produk, seperti ENC, akan tetapi AML dibuat dengan tujuan untuk kepentingan non-navigasi, (seperti dukungan untuk peperangan ranjau). Komponen tertentu dari AML dapat digunakan sendiri tanpa ENC untuk menampilkan peta navigasi secara penuh.
 Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis spasial, diperoleh 10 layer AML dari 9 layer yang tertuang dalam konsep AML yang dikeluarkan oleh North Atlantic Treaty Organisation (NATO).

Telekoneksi Industri Migas dan Strategi Pertahanan Bawah Air untuk Peningkatan Pertahanan Laut Indonesia

“…Tersediannya informasi geospasial kolom air yang kontinyu dan terupdate menjadi faktor penting dalam pembuatan peta navigasi untuk manuver kapal selam. Additional Military Layer (AML) merupakan layer tambahan berupa sekumpulan produk digital geospasial untuk peta laut yang berisikan data untuk memenuhi kebutuhan pertahanan di laut, di luar peta laut atau peta navigasi (Fadhilah et al, 2020;Hadi et al, 2016) (Mahendro et al, 2020). Terdeteksinya fenomena osenaografi di kolom air, seperti gelombang internal dan karakteristik massa air dengan mengaplikasikan metode SO (Wirda et al, 2016;Fajaryanti et al, 2018;Firdaus et al, 2021) seperti yang dijabarkan pada penelitian sebelumnya diharapkan dapat menjawab permasalahan yang dikemukakan pada analisa SWOT diatas, sehingga dalam pemenuhan informasi hidro-oseanografi spasial di kolom air dapat terwujudkan secara bertahap, bertingkat dan berkelanjutan sesuai dengan standart yang digariskan pada AML IWC (Armansyah et al, 2019;Hadi et al, 2016), oleh karena itu adanya telekoneksi antara indutri migas dan pertahanan mutlak untuk diimplementasikan di perairan Indonesia.…”