Pendahuluan: Insiden katarak komplikata pada sindrom VKH di Jepang adalah 35% dan 40% di Amerika Serikat. Operasi ekstraksi katarak bertujuan untuk mengevaluasi segmen posterior dan pada beberapa kasus dapat meningkatkan tajam penglihatan.
Tujuan: Melaporkan pendekatan diagnostik dan keberhasilan penatalaksanaan komplikasi katarak bilateral pada sindrom Vogt-Koyanagi-Harada fase konvalesen.
Laporan Kasus: Seorang wanita berusia 24 tahun datang ke poliklinik rawat jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dengan keluhan penglihatan kabur pada kedua mata yang memburuk 2 bulan sebelum kunjungan, disertai sakit kepala, mual, demam, rambut rontok, dan pemutihan rambut wajah mulai 1 bulan. Pemeriksaan umum menunjukkan alopecia dan poliosis. Tajam penglihatan pada kedua mata adalah 1/300. Pemeriksaan segmen anterior menunjukkan KP coklat polimorfik, flare 4+ dan sel 4+, seklusio pupil, dan katarak pada kedua mata. Pada pemeriksaan USG didapatkan vitritis dan penebalan koroid. Tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan laboratorium. Pasien didiagnosis dengan sindrom Vogt-Koyanagi-Harada fase konvalesen dengan komplikasi katarak dan telah di terapi dengan kombinasi kortikosteroid oral dan azathioprine. Sinekiolisis dan ekstraksi katarak mata kiri dilakukan di bawah perlindungan kortikosteroid oral dan injeksi triamcinolone subtenon posterior. Didapatkan peningkatan tajam penglihatan dan tidak didapatkan rekurensi infeksi pasca operasi.
Kesimpulan: Terdapat perbaikan visus mata kiri yang signifikan setelah operasi ekstraksi katarak dengan kontrol inflamasi yang baik sebelum operasi. Tidak ada kekambuhan uveitis selama 6 bulan follow up.