ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghitung pola genetik dan fenotipik sifat pertumbuhan bobot lahir, bobot sapih, dan bobot umur satu tahun sapi bali. Total sapi yang digunakan untuk menentukan bobot lahir, bobot sapih, dan bobot umur satu tahun masing-masing 235, 215, dan 178 ekor. Nilai pemuliaan, korelasi fenotipik, dan genetik dihitung melalui analisis restricted maximum likelihood dan general linier model (GLM). Selanjutnya untuk mengetahui pola genetik sifat pertumbuhan dihitung melalui analisis regresi rataan nilai pemuliaan terhadap tahun kelahiran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi fenotipik dan genetik antara bobot lahir dan bobot sapih masing-masing adalah 0,10; 0,08; dan 0,70 dan 0,90 untuk bobot sapih dan bobot setahun. Pola fenotipik sifat pertumbuhan bobot lahir dan bobot sapih adalah relatif tetap, sedangkan bobot setahun menunjukkan adanya fluktuasi antara tahun 2000-2008. Hal yang sama ditunjukkan pada pola genetik, bobot lahir dan sapih yang menunjukkan adanya kecenderungan tetap antara tahun 2000-2008 kecuali pada bobot sapih tahun 2005, sedangkan pola genetik bobot setahun menunjukkan adanya fluktuasi yang sangat besar. Menurut pendugaan nilai pemuliaan, pejantan No. 0565 merupakan pejantan terbaik dengan nilai pemuliaan BW, WW, dan YW masing-masing +0,07; +2,79; dan +10,25 lebih tinggi daripada rataan populasinya. Pola genetik tersebut menunjukkan kecenderungan positif yang berarti bahwa seleksi terhadap sifat pertumbuhan akan efektif dalam perbaikan mutu genetik. Nilai korelasi genetik antara bobot sapih dan bobot setahun adalah 0,70 Nilai korelasi genetik antara bobot sapih dan bobot setahun adalah 0,70 (tinggi) yang mengindikasikan bahwa seleksi terhadap bobot sapih akan meningkatkan bobot setahun pada sapi bali.