Latar Belakang: Pasien bronchopneumonia membutuhkan perawatan dan asuhan gizi yang tepat untuk mempercepat penyembuhan dan memenuhi asupan gizi sesuai kebutuhan pasien. An. R masuk rumah sakit dengan diagnosis medis bronchopneumonia. Selama 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami batuk pilek dan muntah lendir. Guna mencukupi kebutuhan gizi dan membantu proses penyembuhan penyakit akibat adanya inflamasi, serta untuk menghindari konsumsi makanan yang berpotensi memicu reaksi alergi yang dapat meningkatkan produksi lendir (mucus) dilakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dengan memberikan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) Alergi.
Tujuan: Mengimplementasikan proses asuhan gizi terstandar dan pemberian diet TKTP Alergi kepada pasien bronchopneumonia.
Metode: Studi kasus dilakukan pada pasien yang berada di ruang rawat inap RS X Surabaya pada bulan Oktober 2022. Sampel diambil melalui catatan rekam medis pasien yang telah disetujui perawat jaga dan didampingi ahli gizi rumah sakit. Metode yang digunakan ialah observasi selama 3 hari pada aspek asupan dengan food recall 24 jam dan visual comstock, aspek fisik dengan wawancara, dan aspek biokimia dilihat lewat rekam medis.
Hasil: Setelah dilakukan asuhan gizi, asupan makan pasien selama 3 hari masih inadekuat, yaitu belum mencapai 90 – 110% dari kebutuhan, namun pasien mendapatkan asupan makanan dari luar RS, berupa roti dan susu. Selain itu, pasien juga mendapatkan intervensi berupa edukasi yang berkaitan dengan diet yang diberikan.
Kesimpulan: Asupan gizi pasien masih inadekuat karena pasien merasa bosan dengan menu yang diberikan, sehingga perlu dilakukan evaluasi pada menu makanan rumah sakit dengan diet TKTP Alergi.