Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kerajinan kayu ke 193 negara, namun dalam prosesnya sering mengalami kerugian akibat pengembalian produk oleh pihak pemesan karena mengalami cacat retak pada saat barang tiba di negara pemesan. Salah satu upaya meningkatkan kualitas kerajinan kayu adalah dengan mengeringkan kayu sesuai negara tujuan agar dimensi dan kelembabannya relatif stabil. Proses pengeringan kayu skala industri membutuhkan investasi yang tinggi, sehingga perlu dikembangkan pengering skala kecil untuk pengrajin. Penelitian ini bertujuan membuat desain dan pengujian kinerja pengering kayu sederhana dengan kapasitas 1,5 m³, dengan biaya terjangkau, mudah dioperasikan dan digunakan oleh masyarakat. Contoh uji yang digunakan berupa batang dan cabang kayu jati (Tectona grandis L.f.). Pemanas yang digunakan adalah kombinasi panas matahari dan listrik, yaitu panas cahaya matahari dipertahankan dan dialirkan ke dalam ruang pengering kayu melalui kipas yang menghisap udara panas dari ruang bakar ke dalam ruang pengering. Udara panas disirkulasikan ke saluran hisap lagi secara terus menerus untuk didistribusikan kembali ke ruang pengering. Hasil uji coba menunjukkan suhu rerata harian dari panas surya yang diterima ruang pengering berkisar antara 40−50°C, sementara suhu untuk pengeringan kayu jati berkisar antara 45−70°C. Dari evaluasi yang telah dilakukan, plat pemanas kurang efektif dalam pemanasan ruang sehingga perlu dilakukan penggantian dengan modifikasi pemasangan elemen pemanas di dinding oven bersumber baterai.