ABSTRACT Radio broadcast continues to play a role in the distribution of information through its broadcast programs. As a mass media radio broadcasts not only have a function as an entertainment medium with songs that are played, but also have a function to educate and convey information. So the existence of journalists in each radio broadcast becomes an obligation. But in practice, this journalist function is not only attached to those who seek information in the field, but also those who work in the studio as broadcasters and program producers. As a mass media with a variety of program formats, radio broadcasts have diverse needs for beginner journalists. There are those who require the beginning journalist to only have sound quality and good announcing techniques, but not a few who require the beginning journalist to have good general knowledge, perseverance, and sometimes the appearance is also one of the things considered. The reason is that journalists also represent the radio, especially for those who work outside the studio. In this study, we used descriptive qualitative research. The study was conducted to broadcast radio managers with the segmentation of young people in West Java, represented by Ardan Bandung (representing greater Bandung), Radio eMDiKey (representing Priangan Timur), Radio Pilar (representing Cirebon dsk). We consider these three regions capable of representing West Java. The results of this study indicate that the qualifications of beginner journalists on radio are more emphasized in their attitude and militancy in the field. Regarding the relevance of formal education that has been taken by prospective journalists is not the main problem. The average implements re-adjustment (training) before actually being adopted as a crew on broadcast radio. The physical appearance factor is one that is considered even though it is not the main one. Keywords: radio, journalists, young people, West Java ABSTRAK Radio siaran terus memainkan peran dalam distribusi informasi melalui program siarannya. Sebagai media massa radio siaran tidak hanya memiliki fungsi sebagai media hiburan dengan lagu-lagu yang diputarkan, tetapi juga memiliki fungsi untuk mendidik dan menyampaikan informasi. Maka keberadaan jurnalis di setiap radio siaran menjadi sebuah kewajiban. Namun dalam praktiknya, fungsi jurnalis ini tidak hanya menempel pada mereka yang mencari informasi di lapangan, tetapi juga mereka yang bekerja di studio sebagai penyiar maupun sebagai produser program. Sebagai media massa dengan bermacam format program, radio siaran memiliki kebutuhan akan jurnalis pemula yang beragam. Ada yang mensyaratkan jurnalis pemulanya sekadar memiliki kualitas suara dan teknik announcing yang baik, tapi tak sedikit yang mewajibkan jurnalis pemulanya memiliki pengetahuan umum yang baik, gigih, serta kadang penampilan juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan. Alasannya, jurnalis juga menjadi representasi dari radio tersebut, khususnya bagi yang bertugas di luar studio. Dalam penelitian ini, kami menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan kepada pengelola radio siaran dengan segmentasi anak muda di Jawa Barat yang diwakili Ardan Bandung (mewakili greater Bandung), Radio eMDiKey (mewakili Priangan Timur), Radio Pilar (mewakili Cirebon dsk). Tiga daerah ini kami anggap mampu merepresentasikan Jawa Barat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualifikasi jurnalis pemula pada radio lebih ditekankan pada sikap dan militansi mereka di lapangan. Perihal relevansi pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh calon jurnalis itu bukan masalah utama. Rata-rata menerapkan penyesuaian kembali (training) sebelum benar-benar di angkat sebagai kru di radio siaran. Faktor penampilan secara fisik menjadi salah satu yang dipertimbangkan meski bukan yang utama. Kata Kunci: radio, jurnalis, anak muda, Jawa Barat
Islamic mass mobilization or 212 mass actions possess high news value for the mass media. Detik.com is a media that emphasizes a large portion in reporting mass actions 212. In the field, journalists of Detik.com receive sentiment and intimidation from the participants of the action. This study aims to determine the meaning of Detik.com journalists regarding mass actions 212. The experience of journalists involved as research subjects, revealed the motives, challenges, and meanings of Detik.com journalists. The research method used is qualitative with a phenomenological approach to identify the phenomenon from the perspective of the perpetrator. The analysis is also supported by direct observation on the actions of the Election Supervisory Agency (Bawaslu) and the escorting actions on the Constitutional Court (MK). The results show the presence of technical challenges, sentiments and intimidation in reporting; and journalists of Detik.com interpret 212 mass actions as coverage of mass actions with Islamic identity, coverage of political movements and coverage of peaceful actions. Conclusions from this study is the informants interpreted the mass action 212 based on intentional and awareness of the actions reflected from the coverage experience they went through. AbstrakAksi mobilisasi massa Islam atau aksi massa 212 memiliki nilai berita tinggi untuk diberitakan media massa. Detik.com merupakan media yang menaruh porsi besar dalam pemberitaan aksi massa 212. Dalam praktik lapangan, wartawan Detik.com mendapatkan sentimen dan intimidasi dari peserta aksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan wartawan Detik.com peliputan aksi massa 212. Pengalaman wartawan yang terlibat sebagai subjek penelitian, mengungkapkan tantangan dan pemaknaan wartawan Detik.com. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mengetahui peristiwa dari sudut pandang pelaku. Analisis juga ditunjang dengan pengamatan langsung pada Aksi Bawaslu dan Aksi Kawal MK. Hasil penelitian menunjukan adanya tantangan teknis, sentimen dan intimidasi dalam peliputan; dan wartawan Detik.com memaknai aksi massa 212 sebagai peliputan aksi massa dengan identitas Islam, peliputan gerakan politik dan peliputan aksi damai. Simpulan dari penelitian ini adalah para informan memaknai aksi massa 212 berdasarkan kesengajaan dan kesadaran tindakan yang direfleksikan dari pengalaman liputan yang mereka lalui.
Pandemi COVID-19 membuat perubahan dalam kehidupan manusia. Pembatasan kegiatan bertatap muka, menjalankan aktivitas dari rumah, dan melaksanakan pola hidup sehat, sebagai upaya penanggulangan penyebaran. Upaya ini melahirkan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat, Dosen dan Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKNM) Integratif dilaksanakan secara daring selama satu bulan. Pengabdian Pada Masyarakat ini menggunakan metode kampanye penggunaan botol air minum sebagai penunjang protokol kesehatan dan pengurangan sampah plastik pada masa AKB melalui Facebook. Pesan kampanye bertema kesehatan dan pelestarian lingkungan dirancang dalam bentuk infografis agar komunikatif dan mudah dipahami. Dalam pelaksanaannya beberapa mahasiswa memanfaatkan akun Facebook pribadi serta bekerjasama dengan berbagai komunitas, seperti komunitas Greenpeace Indonesia, Himpunan Matematika Unpad, Membersihkan Indonesia Community, komunitas bersepeda, BEM Unpad, dan Unpad Hejo. Melalui kampanye ini literasi informasi dan kesadaran masyarakat meningkat akan pentingnya membawa botol air minum di masa AKB guna menunjang kesehatan dan lingkungan, sesuai dengan yang diharapkan.
Volume sampah masker pakai di masa pandemi meningkat signifikan, maka perlu adanya literasi untuk mengelola sampah masker dengan baik. Pengabdian ini bertujuan untuk mengajak masyarakat terutama generasi z untuk melakukan upaya penanggulangan sampah masker sekali pakai. Kegiatan kampanye ini merupakan pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Integratif yang dilaksanakan secara virtual. Sosialisasi melalui media TikTok dilaksanakan mulai bulan Juli 2021 selama satu bulan untuk memberikan edukasi dampak dari sampah masker terhadap kesehatan dan lingkungan serta memberikan informasi cara membuang sampai sekali pakai dengan benar, sehingga sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bentuk lain yang tidak mencemari lingkungan. Tiktok banyak digunakan generasi Z dalam pencarian informasi. Kampanye ini menghasilkan 4 produk video berisi pesan lingkungan, kesehatan dan inovasi diunggah pada beberapa akun TikTok pribadi, akun beritaradio.com milik PR FM dan anshoe.who. Nilai yang ada dalam kampanye ini diantaranya tutorial edukasi pengelolaan sampah masker sekali pakai dengan benar, inovasi sampah masker didaur ulang menjadi beberapa jenis benda yang bermanfaat oleh LIPI, dijadikan ecobrick dan dijadikan airfreshner. Nilai pesan kampanye ini mengajak generasi Z untuk lebih peduli lingkungan dan kesehatan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.