Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia, masyarakat di Kabupaten Bantul, khususnya Pedukuhan Bantul Krajan, Desa Bantul, Kecamatan Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta memanfaatkan sumur sebagai sumber utama persediaan air bersih. Masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat yaitu tingginya kadar besi dan mangan di dalam air yang menyebabkan kualitas fisik air menurun, air menjadi keruh dan berbau amis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kandungan Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Kekeruhan pada air sumur gali dengan pengolahan air sederhana dan manfaat pasir vulkanik sebagai media filtrasi terhadap penurunan kandungan Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Kekeruhan pada air sumur gali. Penelitian ini merupakan penelitian Experiment dengan desain penelitian Pre test - Post test with Control Group Design menggunakan 5 pengulangan. Sedangkan untuk menguji hipotesis data yang diperoleh diuji secara deskriptif yang kemudian diuji secara analitik menggunakan statistik uji T-test terikat dengan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian dari pengolahan air sederhana menggunakan media pasir vulkanik mampu menurunkan kandungan Fe sebesar 1,34 mg/l, kandungan Mn sebesar 0,6 mg/l dan penurunan kekeruhan sebesar 11,51 NTU. Berdasarkan pengujian statistik dinyatakan bahwa ada penurunan yang bermakna antara pretest dan posttest kadar besi (Fe), mangan (Mn) dan kekeruhan yang ditunjukkan dengan nilai Sig. < 0,05. Dengan demikian diketahui bahwa untuk menghilangkan zat besi, mangan dan kekeruhan yang berbentuk senyawa organik dan koloid cukup dilakukan pengolahan air sederhana yaitu koagulasi dilanjutkan dengan proses filtrasi menggunakan media pasir vulkanik yang memiliki sifat porous, mudah diperoleh dan harganya relatif murah.
Waste management in schools is an effort to make schools comfortable, healthy, and clean; included in special schools. Waste bin with Braille letter and equipped with voice sensor is designed to stimulate and to assist blind students in separating waste accurately by their types withthe help of audio stimulation. The purpose of this study was to determine the utilization of thisinnovative waste bin on students’ accuracy in waste sorting. This study was an experiment withpost-test only control group design, and was taken place in the State Special School I of Bantul,and all students of blind department as the respondent. Because the data obtained did not fulfilled the normality distribution assumption, Man Whitney non-parametric test was used in theanalysis, and the results showed that the brailled and voice sensored waste bin is proven affecting (p=0,011) the students’ accuracy on waste separation according to their types (i.e. plastic,paper, and food scraps).
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an environmental based disease that transmitted by Aedes aegypti mosquitoes. There are three efforts to control Aedes aegypti, one of which is the useof anti mosquito plants that is categorized as biological control. This study was aimed to determine the effect of repelling power of three anti-mosquito plants (Zodia, Rosemary and Citronella)in the form of intact and chopped exposure on Aedes aegypti. The study was an experiment withpost test only design. The observation shows that the highest number of Aedes aegypti mosquetoes was repelled by chopped Zodia, i.e. 36 % or 17,99 mosquitoes in average; and the lowestnumber is by Citronella in the form of whole plant, i.e.7 % or 3,63 mosquitoes in average. Oneway Anova test obtained a p-value of <0,001; which means that the difference of the number ofmosquito repelled by each treatments is significant, and can be interpreted that the repelling power among the all treatments is significantly different. To conclude, the best repellent is choppedZodia.
Komputer yang banyak digunakan oleh masyarakat karena bermanfaat dalam menyelesaikan banyak pekerjaan, memiliki dampak negatif berupa radiasi jenis non pengion. Berdasarkan sur-vei pendahuluan, hasil pengukuran radiasi komputer di RS KIA Sadewa tidak melebihi baku mu-tu, tetapi apabila terpapar terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Lidah Mertua merupakan salah satu tanaman yang dapat mengurangi radiasi komputer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai luas permukaan daun jenis Sansevie-ria trifasciata ‘Golden Hahnii’ terhadap penurunan radiasi komputer. Ada tiga perlakuan yang di-gunakan, yaitu: Perlakuan A (510-570 cm2 luas daun), Perlakuan B (1020-1140 cm2 luas daun), dan Perlakuan C (1530-1710 cm2 luas daun). Penelitian ini bersifat quasi experiment dengan menggunakan desain pre-test post-test with control group. Ada 10 komputer dalam 10 ruangan berbeda yang diukur radiasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata penurunan radiasi setelah diletakkan Perlakuan A adalah sebesar 0.142 x 10-4 mT, Perlakuan B sebesar 0.277 x 10-4 mT dan Perlakuan C sebesar 0.351 x 10-4 mT. Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova pada derajat kepercayaan 95 % menghasilkan p-value < 0,001 yang berarti perbedaan penurunan tersebut bermakna. Hasil uji lanjutan dengan LSD menyimpulkan bahwa Perlakuan C menghasilkan penurunan radiasi komputer yang paling tinggi.
DBD merupakan masalah kesehatan masyarakat di DIY dan endemis di tiga dari lima kabupa-ten/kota yang ada. Salah satu upaya pengendalian yang dilakukan oleh dinas kesehatan ada-lah fogging, dengan menggunakan bahan aktif, yang salah satunya golongan organofosfat. Penggunaan yang tidak sesuai dari pestisida tersebut akan dapat menyebabkan keracunan. Penelitian ini ingin mengetahui kadar cholinesterase yang dikandung di dalam darah petugas fogging sebagai tanda terjadinya keracunan, dengan melakukan analytical survey mengguna-kan rancangan kohort, terhadap 20 orang petugas di Kabupaten Bantul. Kadar cholinesterase diukur dengan tintometer kit dan cholinesterase kit. Adapun data mengenai variabel-variabel lain yang terkait dengan petugas diperoleh melalui pengamatan langsung maupun data sekun-der. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat istirahat, kadar cholinesterase seluruh pe-tugas adalah normal, namun setelah fogging, ada 20 % yang menunjukkan keracunan ringan. Diketahui pula bahwa 50 % petugas berusia antara 41-50 tahun, 45 % tingkat pendidikannya SMA atau sarjana, 75 % sudah lama bekerja, 70 % jarang melakukan fogging, 85 % berperila-ku buruk ketiga melakukan fogging, dan 55 % tidak menggunakan APD secara lengkap. Anali-sis data menggunakan uji korelasi Spearman pada derajat kepercayaan 95 % menyimpulkan bahwa faktor yang signifikan berhubungan dengan kadar cholinesterase adalah frekuensi fog-ging (nilai p = 0,027; dengan koefisien korelasi 0,494 atau hubungan sedang). Adapun variabel-variabel lain yang diteliti tidak menunjukkan hubungan yang bermakna, yaitu: umur (nilai p = 0,715), tingkat pendidikan (nilai p = 0,462), lama kerja (nilai p = 1,000), perilaku fogging (nilai p = 0,374), dan kelengkapan APD (nilai p = 0,447).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.