The physicochemical properties of organo-silica xerogels derived from organo catalyst were pervasively investigated, including the effect of one-step catalyst (citric acid) and two-step catalyst (acid-base), and also to observe the effect of sol pH of organo-silica xerogel toward the structure and deconvolution characteristic. The organo-silica xerogels were characterized by FTIR, TGA and nitrogen sorption to obtain the physicochemical properties. The silica sol–gel method was applied to processed materials by employing TEOS (tetraethyl orthosilicate) as the main precursor. The final molar ratio of organo-silica was 1:38:x:y:5 (TEOS:ethanol: citric acid: NH3:H2O) where x is citric acid concentration (0.1–10 × 10−2 M) and y is ammonia concentration (0 to 3 × 10−3 M). FTIR spectra shows that the one-step catalyst xerogel using citric acid was handing over the higher Si-O-Si concentration as well as Si-C bonding than the dual catalyst xerogels with the presence of a base catalyst. The results exhibited that the highest relative area ratio of silanol/siloxane were 0.2972 and 0.1262 for organo catalyst loading at pH 6 and 6.5 of organo-silica sols, respectively. On the other hand, the organo-silica matrices in this work showed high surface area 546 m2 g−1 pH 6.5 (0.07 × 10−2 N citric acid) with pore size ~2.9 nm. It is concluded that the xerogels have mesoporous structures, which are effective for further application to separate NaCl in water desalination.
Kegiatan industri di Kalimantan lebih dari 70% merupakan industri pertambangan batu bara. Limbah hasil kegiatan pertambangan dapat menyebabkan pencemaran air yang mengakibatkan turunnya kualitas air akibat kandungan air limbah tambang yang mengandung logam berat terlarut dengan sifat asam yang tinggi. Oleh sebab itu diperlukan adanya pengujian kadar besi pada air limbah tambang sebagai upaya pengendalian pencemaran air agar sesuai dengan baku mutu air limbah pertambangan. Pengambilan contoh sampel uji air limbah berdasarkan SNI 6989.59-2008 yaitu sampel air limbah diambil dari tiga titik lokasi kolam penataan area stockpile pada industri pertambangan batu bara di Kabupaten Sangatta, Kalimantan Timur. Validasi setiap parameter uji dilakukan di Laboratorium Terpadu ITK dengan pengulangan untuk masing-masing sampel uji sebanyak 7 (tujuh) kali pengulangan. Pada parameter validasi metode analisis untuk uji linearitas pada air limbah diperoleh nilai koefisien korelasi regresi linier (r) sebesar 0,999; batas deteksi dan batas kuantitasi diperoleh sebesar 0,141 mg/L dan 0,470 mg/L. Pada uji presisi sampel uji air limbah tambang A, B dan C didapatkan nilai %RSDr sebesar 1,602%; 0,829% dan 0,782%. Nilai %recovery pada masing-masing air limbah adalah 103,429%, 108,870% dan 95,116%. Hasil pengujian kadar besi (Fe) menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan pengompleks tiosianat (KSCN) pada limbah A, B dan C adalah 0,721 mg/L, 2,786 mg/L dan 4,961 mg/L. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar besi sampel air limbah tidak melebihi batas ambang air limbah pertambangan.
Abstrak- Proses sol-gel adalah proses polimerisasi senyawa kimia (precursor) melalui reaksi hidrolisis dan kondensasi dalam larutan pada suhu rendah. Nlai pH mempengaruhi daya larut precursor dan rasio konfigurasi ion yang dapat larut dan mengendap. Secara fundamental larutan sol yang memiliki pH > 7 akan memiliki morfologi makroskopik sedangkan pH < 7 memiliki morfologi mikroskopik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum dari thin film yang dihasilkan dari proses sol-gel yang nantinya bisa diaplikasikan sebagai pelapis pada membrane organo-silica untuk proses desalinasi air asin. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sol-gel menggunakan dua katalis (basa dan asam organik), dengan perbandingan 1:38:X:5:Y (molar rasio). Dimana X:Y adalah asam sitrat (C6H8O7):ammonia (NH3). Perbandingan molar rasio katalis asam sitrat:ammonia yaitu 0.01 : (0.01; 0.0015; 0.001) dan 0.001 : (0.01; 0.0015; 0.001) dengan suhu proses 0OC. Hasilnya dikarakterisasi menggunakan uji FTIR. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin rendah katalis molar rasio asam sitrat maka pH yang didapatkan semakin tinggi dan ukuran pori-pori semakin besar. Sampel menghasilkan pH berkisar 5,32-8,56. Pada pH asam menghasilkan silanol (2.0) dan siloxane (7.4) sedangkan pada pH basa menghasilkan silanol (1.7) dan dan siloxane (6.2). Jadi, sols optimum sebagai thin film yang dihasilkan adalah pada pH 6.0 yang memiliki silanol (1.0) dan siloxane (4.7) dengan kalsinasi xerogel yang optimum terdapat pada suhu kaslinasi 175OC, karena adanya kandungan ikatan karbon yaitu struktur C=C-H (alkena) pada peak 3750cm-1. Ikatan karbon pada membran dapat membuat membran stabil. Kata kunci: ammonia, citrit acid, silica-carbon thin film, xerogel
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.