Indonesia has been accounted as one of the biggest palm oil producers in the world with annual production capacity reaching over 34 million tons. As a consequence, the amount of wastes resulting from this industry requires immense attention to be given. One of the wastes resulted is the Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), which in previous researches has been proven to contain some beneficial bioactive compounds such as squalene. Squalene is known as one of the best natural emollients for pharmaceuticals and cosmetics, so that many researches have given the attempt to extract squalene from PFAD. Despite all attempts, large amount of impurities such as free fatty acids (FFA) were still to be found present in squalene extract. Therefore, in this research an effort to enhance the pre-treatment process of PFAD was done by combining saponification process and centrifugation, in order to remove FFA prior to extraction process. Three different pre-treatment scenarios in single stage liquid-liquid extraction (LLE) were compared in their effect on squalene content found in the extract using GC-MS analysis. The analysis showed that the squalene content increased from 5.370 to 9.320 % (w/w) when centrifugation was applied. Adding another round of saponification to this method has increased the content even further to 23.940 %. Furthermore, the application of multiple stage extraction could increase the squalene content to 37.450 %. ABSTRAKIndonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi melebihi 34 juta ton per tahun. Dengan besarnya volume produksi minyak sawit, jumlah limbah yang dihasilkan pun sangat besar dan memerlukan perhatian khusus. Salah satu limbah industri minyak sawit adalah Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (PFAD), yang telah dibuktikan mengandung beberapa senyawa bioaktif, di antaranya adalah squalene. Squalene merupakan salah satu krim alami terbaik untuk pengobatan dan kosmetik, sehingga banyak upaya telah dilakukan untuk mengekstrak squalene dari PFAD melalui proses bertingkat tunggal dan jamak. Akan tetapi, beberapa pengotor seperti asam lemak bebas masih ditemukan dalam ekstrak squalene yang diperoleh. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan upaya untuk mengoptimalkan proses perlakuan awal, dengan menggunakan teknik separasi untuk mengurangi jumlah asam lemak sebelum ekstraksi dilakukan. Dari percobaan ini, ekstraksi tingkat tunggal memperlihatkan hasil analisa GC-MS kandungan squalene yang meningkat dari 5,370 ke 9,320 % (b/b) jika dilakukan sentrifugasi. Penambahan proses penyabunan pada metode ini juga meningkatkan kandungan skualen lebih lanjut ke 23,940 %. Dengan penggunaan ekstraksi bertingkat jamak dapat meningkatkan kandungan skualen menjadi 37,450 %.