Introduction. Vitamin D deficiency is a common health problem that occurs in various countries. Vitamin D deficiency is linked to various diseases such as kidney failure, liver damage, atherosclerosis, obesity and psychiatric disorders such as depression and schizophrenia. This study aimed to analyze the correlation between serum vitamin D levels and schizophrenia severity. Methods. Schizophrenia patients who visited the Inpatient and Outpatient Clinic Department of Psychiatry of the Dr. Soetomo Hospital Surabaya. This was a cross-sectional observational study, conducted in December 2017 - April 2018 . The subjects consisted of 53 schizophrenia patients, vitamin D levels < 30 ng /mL (35 (66.04%); > 30 ng/mL (18 (33.96%). Serum vitamin D levels test by enzyme linked fluorescent assay (ELFA) method using Vidas. The severity of schizophrenia was measured using a positive and negative syndrome scale (PANSS) score. Results. Mean serum vitamin D levels in schizophrenia were 23.45 ± 9.16 ng / mL, serum vitamin D levels in males were 24.36 ± 9.80 ng / ml and females 21.96 ± 7.98 ng / ml. The mean serum vitamin D level and PANSS scores of positive symptoms was 16.42 ± 8.50. The mean serum vitamin D level and PANSS scores of negative symptoms was 15.60 ± 6.12. The mean serum vitamin D level and PANSS scores of general psychopathology symptoms was 29.51 ± 10.29. The statistical results showed no association between vitamin D levels and PANSS scores. Conclusion. The results of this study indicated low serum vitamin D levels in schizophrenia. There was no association between serum vitamin D levels and the severity of schizophrenia using PANSS scores.

Golongan darah ABO telah dinilai untuk terjadinya berbagai proses penyakit. Penelitian terdahulu menyatakan tingginyakejadian trombosis pada golongan darah non O disebabkan tingginya aktivitas faktor VIII dibandingkan golongan darah O. Metodepenelitian merupakan analitik observasional secara potong lintang. Sampel darah sitrat dengan nilai APTT dan PTT normal tanpamempertimbangkan usia, jenis kelamin dan diagnosis. Aktivitas factor VIII diperiksa menggunakan sysmex CS 2100i. Analisis statistikmengunakan one way Anova untuk golongan darah A, B, O dan uji sampel T independen untuk golongan darah O dan non-O. Darikeseluruhan 30 sampel didapatkan 15 sampel golongan darah non-O dan 15 sampel golongan darah O. Pada golongan darah non-Odidapatkan 8 sampel golongan darah A dan 7 sampel golongan darah B. Terdapat perbedaan aktivitas faktor VIII yang tidak bermaknaantara golongan darah non-O dan O (p=0,277). Pada golongan darah A, B, O, juga didapatkan perbedaan yang tidak bermakna(p=0,108). Aktivitas faktor VIII pada golongan darah non-O lebih tinggi dibandingkan golongan darah O, tetapi tidak didapatkanperbedaan bermakna. Pada golongan darah A,B,O juga tidak didapatkan perbedaan bermakna. Mekanisme yang mendasari hubunganantara golongan darah ABO dengan aktivitas faktor VIII sampai sekarang belum diketahui. Tidak didapatkan perbedaan bermaknaaktivitas faktor VIII antara golongan darah O dan non-O. Diperlukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan mengikutsertakan golongan darah AB.