Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bawang putih terhadap jumlah rata-rata eritrosit mencit yang diinfeksi Trypanosoma evansi. Isolat T. evansi yang digunakan berasal dari kasus surra di Buntok, Kalimantan Selatan tahun 2019 dan ekstraksi bawang putih dilakukan dengan metode maserasi. Sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor mencit jantan strain Deutch Democratic Yokohama, bobot badan 25-30 gram per ekor, dikelompokan menjadi 6 dan masing –masing terdiri dari 5 ekor, 4 kelompok diantaranya diinfeksi T. evansi secara intra-peritoneal. Hasil perhitungan jumlah rata – rata eritrosit pada kelompok mencit tanpa perlakuan (K0) adalah 8.92±0.41 x106/?l pada awal penelitian dan 8.31±0.63 x106/?l pada akhir penelitian. Kelompok mencit yang diinfeksi T. evansi tanpa perlakuan pengobatan (K1), sebelum diinfeksi, jumlah rata-rata eritrosit darahnya 8.20±1.01 x106/?l dan 6.35±3.91 x106/?l setelah diinfeksi. Jumlah rata-rata eritrosit pada kelompok mencit yang diinfeksi Trypanosoma evansi dan diberikan trypanosidal (K2) sebelum diinfeksi adalah 8.44±1.27 x106/?l dan 7.02±2.78 x106/?l setelah diinfeksi. Kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak bawang putih, dosis 50 mg/kg BB (K3), 100 mg/kg BB (K4), 200 mg/kg BB (K5), sebelum diinfeksi T. evansi, jumlah rata – rata eritrosit darahnya 7.92±0.54 x106/?l, 7.88±0.09 x106/?l, 8.41±0.93 x106/?l dan 7.34±4.35 x106/?l, 5.85±1.53 x106/?l, 6.79±1.18 x106/?l setelah diinfeksi. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan pemberian ekstrak bawang putih pada kelompok mencit yang diinfeksikan dengan T. evansi terhadap jumlah rata – rata eritrosit. Maka dari itu perlu dilakukan kajian dan penelitian lanjutan terhadap parameter lain berupa pengukuran morfometrik sel dan perhitungan jumlah sel lainnya seperti leukosit dan trombosit.
Parasite is a detrimental living creature that using other living creature food in its life. Blood parasite is one of the quite important livestock disease which is endemic and can lead to fairly large economic losses which include weight loss, employment
Kata kunci-Boophilus microplus, daun tembakau, ekstrak daun tembakau, akarisida AbstrakCaplak sebagai ektoparasit pengisap darah pada Sapi bisa menyebabkan beragam penyakit , malnutrisi hingga kekurusan ternak. Salah satu akarisida dari alam adalah Daun tembakau yang utamanya mengandung Flavonoid, Tanin, dan Saponin . Tujuan penelitian ini untuk menetukan aktivitas ekstrak daun tembakau sebagai Akarisida terhadap caplak Boophilus microplus. Dalam penelitian ini digunakan 50 ekor caplak yang selanjutnya dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan masing-masing kelompok dua kali ulangan. Kelompok kontrol negatif diberikan larutan Na CMC 1%, kelompok kontrol positif diberikan obat sintetik bestrin forte, kelompok 3 diberikan Ekstrak Daun Tembakau (EDT) 10%, kelompok 4 diberikan EDT 15%, dan kelompok 5 diberikan EDT 20%. Setelah itu diamati waktu kematian caplak setiap 2 jam selama 6 jam dan ditentukan kelompok mana yang paling cepat membunuh caplak. Analisis data menggunakan statistik Anova One Way. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun tembakau dapat membunuh caplak Boophilus microplus mulai pada konsentrasi 10%, dan yang paling cepat meamtikan caplak (periode 2 jam pertama adalah EDT 20%)..
This study was aims to exploit the potential waste of cocoa pod (Theobroma cacao L.) as a natural acaricide in ticks (Boophilus microplus). The study was conducted with a two-variable completely randomized design (CRD) with two repetitions. The sample does not differentiate between sex, body weight, and length of about 0.8 - 1 cm. Each 5 ticks were treated as follows: treat 1 extract of 10% cocoa pod husk; treatment 2 20% cocoa pod skin extract; treatment 3 30% cocoa pod husk extract; treatment 4 negative control; treat 5 positive controls. In the first variable the tick was treated with methanol extract, while in the second variable the ethanol extract was treated with 10%, 20%, 30% respectively, negative control and positive control. In treatment I used 25 ticks plus treatment II 25 ticks. Each treatment was repeated to avoid data bias so that a total of 100 ticks were used. The results showed that the cocoa pod husk extract had the best killing power at a concentration of 30% with methanol solvent at 6.21 hours while ethanol solvent at 5.91 hours. The use of extraction materials has not been able to compensate for the use of synthetic materials that can kill in minutes.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.