Pendahuluan: Senyawa fenolik merupakan kelompok senyawa terbesar yang berperan sebagai antioksidan alami pada tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang berpotensi tinggi sebagai antioksidan alami adalah sarang semut (Myrmecodia pendens). Hal tersebut terkait dengan potensinya sebagai sumber senyawa fenolik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji terhadap kandungan fenolik total dari berbagai bentuk sediaan sarang semut dan pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan. Metode: Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa dalam sediaan seduhan, rebusan, dan ekstrak sarang semut positif mengandung senyawa fenolik, antara lain: flavonoid, tanin dan polifenol. Uji kandungan fenolik total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu secara spektrofotometri UV-Vis pada 760,5 nm, dengan hasil pada seduhan, rebusan, dan ekstrak berturut-turut 3,64; 3,37; 2,74 g GAE/100 g bahan kering. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan parameter kapasitas reduksi serium secara spektrofotometri UV-Vis pada 317,5 nm. Hasil: Seluruh sediaan sarang semut, yaitu seduhan, rebusan, dan ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan EC50secara berturut-turut 6,78; 2,45; 4,00 µg/mL, dengan EC50 pembanding vitamin C 4,1685 µg/mL. Kesimpulan: Dengan demikian untuk mendapatkan kandungan fenolik yang paling tinggi dengan aktivitas antioksidan yang sangat kuat, serbuk kering sarang semut sebaiknya dikonsumsi dalam bentuk seduhan.
AbstrakDesa Gadingan yang berada di kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu desa yang mengalami kenaikan prevalensi Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini didukung dengan rendahnya pola perilaku dan fasilitas untuk sanitasi dan higienitas warga. Rendahnya tingkat pengetahuan mengurangi kesadaran tentang bahaya DBD. Program ini dilakukan sebagai upaya preventif dan kuratif DBD melalui pemanfaatan herbal berkhasiat yang merupakan potensi wilayah menjadi produk berbasis herbal. Pengabdian masyarakat dengan mitra Kismosari dan Badran desa Gadingan diawali dengan melakukan edukasi DBD dan pemanfaatan herbal berkhasiat, dilanjutkan dengan pelatihan herbal berkhasiat. Potensi herbal berkhasiat wilayah tersebut diaplikasikan dengan pembuatan produk yaitu mosquito repellent patch, granul herbal larvasida dan teh herbal. Produksi dilakukan oleh warga kedua mitra dengan pendampingan tim pelaksana melibatkan mahasiswa dan stakeholder. Monitoring evaluasi terhadap program edukasi dilakukan dengan pretest dan posttest. Pengembangan produk dilakukan dengan melihat hasil evaluasi mitra pada saat pelaksanaan pelatihan herbal berkhasiat. Pelaksanaan program mampu memberikan perubahan tingkat pengetahuan masyarakat secara signifikan. Hal ini juga didukung dengan penurunan angka kejadian DBD di desa Gadingan pada tahun 2017. Evaluasi pengembangan produk diperoleh hasil 55,68 % teh herbal; 30,68 % mosquito repellent patch dan 13,64 % granul larvasida. Pengembangan produk teh herbal dilakukan di Kismosari sedangkan mosquito repellent patch di Badran.Kata kunci: DBD, Mosquito Repellent Patch, Herbal Larvasida, Teh Herbal, Gadingan AbstractGadingan village which is located in Sukoharjo district of Mojolaban is one of the highest prevalence of dengue fever in Central of Jawa. It is supported with the low of behaviour and facilities for sanitation and hygiene of villagers. The low level of knowledge reduces awareness about the dangers of DBD. This program is conducted as preventive and curative DBD efforts through the utilization of nutritious herbs that are potential of the region to be herbal based products. Community service with partners Kismosari and Badran in Gadingan village begins by educating DBD and utilization of nutritious herbs, continued with a nutritious herbs workshop. Potential herbs of that region are applied with the manufacture of products, that is mosquito repellent patch, herbal larvacide granule and herbal tea. The production is done by the villagers of two partners with accompaniment by the implementing team involving students and stakeholders. Monitoring of evaluation of education program is done by pretest and posttest. Product development is done by looking at partners evaluation result during the nutritious herbs workshop. Implementation of the program is able to provide significant changes in the level of community knowledge. It is also supported by the decrease in the incidence of DBD at Gadingan in 2017. Evaluation of product development obtained results 55.68% herbal tea;30.68% mosquito repellent patch and 13.64% granule larvacide. Herbal tea product development is done in Kismosari while mosquito repellent patch in Badran.Keywords: Dengue Fever, Mosquito Repellent Patch, Herbal Larvacide, Herbal Tea, Gadingan
Hyperlipidemia is factor affected to coronary hearth disease, allow with increase of serum level cholesterol and tryglycerida. This research is to know effect combination of ethanolic extract of Curcuma xanthorrizha Roxb with low content of volletile oil and ethanolic extract Gynura procumbens (Lour.) on triglyceride level serum and its hyperlipidemia manifestation atherosclerosis. Forty eight male albino rat devide into 8 groups. Positive group receive gemfibrozil, CMC-Na 0,5 % (negatif) and treatment group combination of temulawak and sambung nyawa 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, 0:100. Dose of ethanolic extract temulawak is 225 mg/kg BB and dose of ethanolic exstrac sambung nyawa 150 Methode of this research by give diet lipid and yolk egg for about 30 day on treatment group except normal group after this give sample test for about 30 day. Trygliceride level serum measure on day 0 (baseline), 30 and 60 with Trigliserida FS Diasys®. Hypotrigliceride activity describe into % of change triglyceride level and analyse with Mann-whitney with level of significane 95 %. Histopatology analyze used cardiac aorta.Hypotriglyceride activity combination of extract temulawak and extract sambung nyawa showing no significance difference both combination (p>0,05). Combination of temulawak:sambung nyawa (75:25) give the highest hypotrigliceride activity with decrease on triglyceride level serum for about 56,77 %. Combination both extract effective to avoid atherosclerosis.
IntisariCurcuma domestica dan Phyllanthus niruri adalah dua tanaman yang telah terbukti memiliki efek hepatoprotektif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui studi mekanisme hepatoprotektif dari kombinasi ekstrak Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri dengan hewan yang diinduksi parasetamol. Hewan dibagi menjadi 8 kelompok secara acak masingmasing 5 tikus. Kelompok yang normal adalah aquadest, kelompok negatif (Parasetamol) adalah CMC Na 0,5%, kelompok positif diberi silimarin dengan dosis 100 mg / kg kelompok Curcuma domestica dengan dosis 100 mg/kg, kelompok Phyllanthus niruri dengan 200 mg/kg BB serta kombinasi I-III dengan Curcuma domestica dan Phyllanthus niruri perbandingan ekstrak masing-masing 75: 50; 50: 100; dan 25: 150 mg / kg di BW. Persiapan uji diberikan selama 7 hari. Pada hari ke-7, semua kelompok kecuali yang normal diinduksi dengan parasetamol tunggal dose 2.5 g / kg untuk peroral 30 menit setelah pemberian persiapan tes. Aktivitas hepatoprotektif dianalisis menggunakan histopatologi hati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi I dapat menghambat nekrosis hati dan memberikan aktivitas hepatoprotektif baik dibandingkan dengan dosis tunggal dengan Curcuma domestica optimal dan ekstrak Phyllanthus niruri dosis 75 dan 50 mg/kg Abstract Curcuma domestica and Phyllanthus niruri was two plants which has been shown to have an effect hepatoprotective. This research was conducted to determine mechanism study of hepatoprotective combination of Curcuma domestica and Phyllanthus niruri extract to animals induced by paracetamol. Animals devide into 8 groups in random order of 5 each rats. Normal groups were give aquadest, negative groups (Paracetamol) were give CMC Na 0,5 %, positive goups were give silimarin with dose 100 mg/kg, Curcuma domestica groups with a dose of 100 mg/kg, Phyllanthus niruri groups with 200 mg/kg BW as well as a combination of I-III with Curcuma domestica and Phyllanthus niruri extract comparison of each of 75: 50; 50: 100; and 25: 150 mg/kg in BW. Test preparations are given for 7 days. On day 7, all groups except normal induced with paracetamol single dose2.5 g/kg for peroral 30 minutes after administering the test preparations. Hepatoprotective activity were analyzed using liver
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.