ABSTRAKManajemen Kesehatan Lingkungan adalah suatu seni yang melaksanakan dan mengatur system dari bagian kesehatan masyarakat untuk menopang keseimbangan ekologis antara manusia dan lingkungannya (biotic dan abiotik) guna tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Fungsi manajemen kesehatan lingkungan terdiri dari Fungsi perencanaan, Fungsi penggerakan dan pelaksanaan, Fungsi pengorganisasian dan Fungsi pengarahan dan pengawasan. Peran manajemen dalam kesehatan lingkungan adalah Pengelolaan lingkungan mempunyai dua dimensi yaitu "keterpaduan" dan "konflik". Idealnya, berbagai instrumen pengelolaan lingkungan dapat dirumuskan secara terpadu sehingga dapat mengakomodasi berbagai kelompok kepentingan. Dalam prakteknya, pengelolaan lingkungan tidak dapat dilepaskan dari konflik. Oleh karenanya para pengelola lingkungan harus mempunyai kapasitas untuk mengelola konflik dari berbagai kepentingan yang saling bertentangan. Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara. Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kesehatan lingkungan masyarakat di suatu negara tersebut.Kesehatan lingkungan adalah cabang ilmu kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua aspek dari alam dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia.Kesehatan lingkungan didefinisi-kan oleh World Health Organization sebagai: aspek-aspek kesehatan manusia dan penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam lingkungan. Hal
Inisiasi Menyusui Dini merupakan pemberian ASI pada 1 jam pertama setelah bayi dilahirkan. Inisiasi Menyusui Dini dalam 1 jam pertama setelah melahirkan banyak gunanya, diantaranya bayi dapat segera belajar menghisap ASI yang didalamnya terkandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi terhadap infeksi. Keuntungan lainnya dengan bayi menyusui secara dini selain merangsang produksi ASI agar segera keluar, juga mempercepat pengecilan rahim ibu untuk kembali ke ukuran normal. Inisiasi Menyusui Dini menjadikan hubungan batin keduanya sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perawatan(Geumala, Nugraha, Pratiwi, & Ali, 2018) bayi baru lahir dengan inisiasi menyusui dini terhadap hipotermia.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan menggunakan total sampel yaitu semua bayi baru lahir sebesar 41 bayi yang dilahirkan pada tanggal 1 Februari sampai 18 April 2009 di BPS Retno Edi S Amd,Keb wilayah Desa Sedati Agung khususnya Pedusunan Manyar Sedati Agung Kecamatan Sedati-Sidoarjo .Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang seluruh tubuh berwarna kemerahan sebesar 26 bayi (63%), badan merah ekstrimitas kebiruan sebesar 15 bayi (37%), pucat tidak ada (0%), respon ibu saat dilakukan inisiasi menyusui dini sebesar 41 ibu (100%), bayi yang berhasil melakukan rooting reflek sebesar 37 bayi (90%) yang tidak berhasil sebesar 4 bayi (10%), suckling reflek sebesar 37 bayi (90%) yang tidak berhasil sebesar 4 bayi (10%), swallowing reflek sebesar 37 bayi (90%) yang tidak berhasil sebesar 4 bayi (%10), yang tidak hipotermia sebesar 41 bayi (100%) dan yang hipotermia tidak ada (0%).Maka dapat disimpulkan bahwa bayi baru lahir yang seluruh tubuh berwarna kemerahan sebesar 26 bayi (63%), badan merah ekstrimitas biru sebesar 15 bayi (37%), respon ibu saat dilakukan inisiasi menyusui dini sebesar 41 ibu (100%), bayi yang berhasil melakukan rooting reflek sebesar 37 bayi (90%), suckling reflek sebesar 37 bayi (90%), swallowing reflek sebesar 37 bayi (90%), dan yang tidak hipotermia sebesar 41 bayi (100%). Saran bagi petugas kesehatan, alangkah baiknya apabila kegiatan inisiasi menyusui dini terus dilakukan untuk menekan angka hipotermia pada bayi baru lahir.
Aborsi atau lazim disebut dengan pengguguran kandungan masuk ke peradaban manusia disebabkan karena manusia tidak menghendaki kehamilan tersebut. Sejak berabad-abad yang silam berbagai bangsa telah mengenal dam memakai beberapa jenis tumbuhan yang berkhasiat untuk memacu kontraksi Rahim guna merontokkan atau menjatuhkan janin. Aborsi itu sendiri dapat terjadi baik akibat perbuatan manusia (abortus provocatus) maupun karena sebab-sebab alamiah, yakni terjadi dengan sendirinya, dalam artian bukan karena perbuatan manusia (abortus spontatus). Aborsi yang terjadi karena perbuatan manusia dapat terjadi baik karena didorong oleh alasan medis, misalnya karena wanita yang hamil menderita suatu penyakit dan untuk menyelamatkan nyawa wanita tersebut maka kandungannya harus digugurkan (abortus therapeuticus). Disamping itu karena alasan-alasan lain yang tidak dibenarkan oleh hukum (abortus criminalis). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normative dengan pertimbangan bahwa titik tolak penelitian analisis terhadap peraturan perundangan KUHP, Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang dikaitkan dengan pembaharuan tindak pidana aborsi.Kata kunci : abortus provocatus, aspek hukum pidana dan kesehatan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.