Artikel ini membahas tentang bagaimana kondisi anak di Indonesia.Khususnya tentang bagaimana pemenuhan kebutuhan anak.Kesejahteraan adalah kondisi dimana semua kebutuhan hidup seseorang bisa terpenuhi dan bisa mencapai kepuasan.Anak adalah salah satu yang harus diperhatikan kesejahteraannya, baik itu kesejahteraan lahir, kesejahteraan batin, maupun kesejahteraan sosialnya karena anak merupakan individu yang akan meneruskan cita-cita bangsa dan menjadi generasi penerus suatu negara.Saat ini, kondisi anak di Indonesia yang masih perlu untuk ditangani oleh pemerintah dan pihak-pihak lainnya karena kesejahteraannya yang bermasalah.Banyak hal-hal yang menjadi penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan dan hak-hak anak, pemenuhan hak – hak anak yang dirampas dikarenakan mereka harus bekerja serta pengaruh kondisi psikososial anak ketika mereka bekerja akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Untuk mengurangi permasalahan anak tersebut, pemerintah telah banyak melakukan upaya untuk menanggulagi permasalahan pekerja anak yang menyebabkan anak tidak sejahtera, namun masih belum cukup efektif untuk menyelesaikannya.Tentu saja hal yang seperti ini harus diperbaiki. Karena anak merupakan generasi masa depan yang harus diperhatikan kesejahteraannya agar perkembangannya pun baik. Salah satu yang harus diperhatikan tentang perlindungan dan kebutuhan hak anak adalah tentang efektifitas Undang-Undang Perlindungan Anak, karena dalam undang-undang tersebut telah dibahas bagaimana seharusnya kita memperlakukan anak agar anak dapat hidup sejahtera dan mendapatkan perlindungan serta pemenuhan kebutuhan hidup dan haknya.
ABSTRAKPendidikan seharusnya sudah menjadi prioritas seluruh masyarakat di Indonesia. Tetapi pendidikan bagi masyarakat miskin bagaikan barang mewah yang tidak bisa mereka beli dan miliki. Salah satu alasan mengapa pendidikan tidak dapat tersentuh oleh masyarakat miskin adalah karena mahalnya biaya pendidikan. Kondisi masyarakat seperti ini ada di desa dan juga di kota. Kondisi pendidikan di kota besar yang memang biaya pendidikannya sudah gratis pun masih memiliki masalah yaitu masalah sulitnya biaya untuk membeli seragam dan juga buku buku sekolah karena pihak sekolah tidak memberikan secara gratis sehingga akhirnya banyak anak anak dikota yang putus sekolah dan akhirnya memilih untuk hidup di jalanan. Sedangkan kondisi pendidikan di desa tidak jauh berbeda dengan di kota persamaan masalahnya yaitu biaya dan juga masalah infrastruktur. Masyarakat desa yang miskin tidak akan bersekolah, kondisi ini diperparah dengan infrastruktur yang tidak lengkap di desa seperti tidak ada SMA di suatu desa sehingga bila masyarakat desa ingin bersekolah ke jenjang SMA maka mereka harus pergi sampai ke kota dan ini membuat masyarakat miskin di desa makin sulit untuk mengakses pendidikan. Sebenarnya pemerintah memiliki kewajiban untuk mengadakan pendidikan yang memadai secara gratis yang di atur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan semua warga negara memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan bermutu dan juga semua warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Maka dengan adanya undang undang yang mengatur hak warga negara dalam mendapatkan pendidikan sudah seharusnya seluruh warga negara Indonesia medapatkan pendidikan sampai ke jenjang yang paling tinggi tanpa harus bergelut dengan permasalahan kemiskinan. Kata Kunci : Pendidikan, kemiskinan di desa dan kota PendahuluanMenurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes). Mempersiapkan anggota masyarakt untuk mencari nafkah, fungsi laten lembaga sebagai wadah pendidikan, melalui pendidikan di sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Katanya pendidikan itu mencerdaskan, tapi kenyataannya pendidikan itu menyesatkan. Lihat saja kualitas pendidikan kita hanya diukur dari ijazah yang kita dapat. Padahal sekarang ini banyak ijazah yang dijual dengan mudahnya dan banyak pula yang membelinya. Hasbullah (2005:1) menyatakan bahwa secara sederhana pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan
ABSTRAKDunia sudah memasuki era baru yaitu era teknologi dan komunikasi. Perkembangan teknologi dan komunikasi ini terjadi sangat pesat, teknologi terus menciptakan berbagai macam jenis gadget yang memiliki klasifikasi sebagai gadget high technology. Pada umumnya teknologi (gadget) telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan agar tetap menggunakan internet lewat gadgetnya dengan cerdas. Namun dewasa ini gadget dalam penggunaannya sering kali terjadi secara berlebihan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Pengaruh tersebut dapat dirasakan baik pada diri tersebut dan pada orang yang berada disekitar penggunanya. Salah satu lingkungan terdekat yang dikenai pengaruh oleh pengggunaan gadget pada adalah keluarga. Keluarga yang secara harfiah memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing pada anggota keluarganya menjadi terganggu akibat adanya penggunaan gadget yang berlebihan pada penggunanya. Salah satu aspek yang terganggu dalam keluarga adalah aspek interaksi sosial antar anggota keluarga, yang mencakup di dalamnya pola komunikasi dan kontak sosial. Lewat komunikasi dan kontak sosial inilah perubahan interaksi sosial dalam keluarga tersebut dapat diukur. Adanya perbedaan dan perubahan komunikasi dan kontak sosial yang terjadi di dalam keluarga sebelum dan sesudah penggunaan gadget pada anggota keluarga dapat mempengaruhi pola interaksi sosial dalam keluarga secara menyeluruh. Dengan demikian dapat dilihat pengaruh atas penggunaan gadget tersebut terhadap interaksi sosial dalam keluarga.Kata kunci : gadget, interaksi sosial, keluarga. I.PENDAHULUAN Dunia sudah memasuki era baru yaitu era teknologi dan komunikasi. Perkembangan teknologi terjadi sangat pesat, teknologi terus menciptakan berbagai macam jenis gadget yang memiliki klasifikasi sebagai gadget high technology. Ada banyak varian gadget yang kini tersebar di Indonesia khususnya seperti smartphone, tablet, komputer, kamera, laptop dan lainnya. Penggunaan bermacam jenis gadget kini telah menjadi gaya hidup di Indonesia. Penggunaan gadget dapat dilihat langsung di tempat-tempat umum seperti sekolah, stasiun, terminal, halte bahkan di bus sekalipun. Pengguna alat sosial media ini seakan telah membudaya di masyarakat Indonesia.Penggunaan gadget telah mencapai pasar umum, dalam artian kalangan dan dimensi umur tidak lagi menjadi penghalang dalam penggunaan gadget. Berikut gambar dari grafik penggunaan handphone di Indonesia yang dilakukan oleh tecno journal.
Penelitian ini berjudul “Fungsi Save The Children Dalam Menangani Anak Disabilitas Di Bandung (Kelurahan Sukaluyu Kec. Cibeunying Kaler Kota Bandung)”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pelayanan yang diberikan oleh Save The Children dari tahap awal sampai berakhirnya program atau terminasi terhadap anak penyandang disabilitas di Kelurahan Sukaluyu Kec. Cibeunying Kaler Kota Bandung. Adapun pelayanan diberikan untuk menghasilkan anak yang berdaya dan mandiri dalam melakukan setiap hal di kehidupannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan instrument yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pedoman wawancara serta pedoma observasi dengan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Informan dalam penelitian ini adalah pihak pemberi pelayanan dan dari pihak penerima program.
Kegiatan PPM ini bertujuan untuk menangani salah satu kebutuhan masyarakat Desa Genteng akan pemanfaatan sumber daya alam bambu. Dalam hal ini, kekayaan sumber daya alam bambu belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat lokal sehingga belum memiliki daya jual yang tinggi karena kreativitas produksi yang masih rendah. Oleh karena itu, PPM ini secara khusus ditujukan bagi para pengrajin bambu Desa Genteng. Adapun tujuan dari kegiatan PPM adalah meningkatkan keterampilan para pengrajin agar lebih mampu untuk menghasilkan produk kerajinan yang bernilai estetika yang tinggi. Berdasarkan hasil pemetaan sosial dan observasi lapangan, masalah yang selama ini dirasakan oleh pengrajin tersebut adalah rendahnya nilai jual hasil kerajinan bambu yang lebih disebabkan produk yang dihasilkan belum memiliki nilai seni yang tinggi.Dalam mengatasi masalah tersebut, tim bermaksud mengadakan kegiatan yang mampu memberikan dampak postif terhadap peningkatan produktifitas anyaman bambu mengadakan sebuah kegiatan Pelatihan Hasil Produksi Kerajinan Bambu bagi para pengrajin bambu di Desa Genteng. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan produktivitas masyarakat melalui kerajinan bambu kreatif bernilai jual tinggi. Kegiatan PPM ini akan berlangsung selama 7 bulan, dan dapat ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan yang mendukung pelatihan hasil produksi kerajinan bambu.Hasil dari kegiatan pelatihan tersebut, nampak bahwa warga lebih termotivasi mengembangkan kreativitas dari hasil produksi bambu guna bernilai jual tinggi yang akan berdampak terhadap pengembangan industri rumah tangga dari hasil olahan bambu tersebut. Selain itu, peserta pelatihan yang didominasi oleh pengrajin bambu rumah tangga berhasil menghasilkan berbagai macam kreasi seni bambu yang menarik dan siap untuk dijual.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.