Keberadaan naskah kuno dalam bentuk naskah lontar belum dijadikan sebagai bahan pengembangan pariwisata secara komprehensif. Hal tersebut tampak pada beberapa kegiatan pariwisata budaya yang masih kurang pemanfaatan naskah kuno khususnya naskah lontar. Dengan demikian, tulisan ini membahas tentang naskah lontar Lombok dari sisi rancang bangun sebagai seni pertunjukan untuk sastra pariwisata. Penelitian ini dilakukan di Lombok Tengah dengan dialek meriaq meriku, yaitu wilayah Pujut dan wilayah Bonjeruk (Jonggat) karena kedua daerah tersebut memiliki kebudayaan yang sama. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan etnografi dengan teknik wawancara yang ditujukan kepada tokoh adat dan budayawan. Data penelitian ini ialah deskrispsi naskah dan klasifikasi naskah berdasarkan tema yang profan dan sakral serta deskripsi mengenai rancang bangun naskah sebagai seni pertunjukan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 naskah (lontar) yang populer, yaitu Rengganis, Labang Kare, Madang Sekar, Bang Bari, Joharsah, Kayat Nabi, dan Junglengge yang diklasifikasikan sebagai naskah yang bersifat profan dan Indar Jaye, Jati Suare, Prudak Sine, Markum, dan Puspe Kerma sebagai naskah yang bersifat sakral. Naskah yang bersifat profan tersebut disusun dalam konsep rancang bangun seni pertunjukan dalam bentuk pertunjukan teater dengan mengambil cerita dari naskah lontar atau festival memaos naskah lontar. Konsep rancang bangun seni pertunjukan tersebut disusun menggunakan empat A, yaitu atraksi yang merujuk kepada atraksi atau kegiatan seni pertunjukan teaterdan memaos (membaca) naskah lontar, aksesibilitas yang merujuk kepada akomodasi dan cara operasional dari atraksi tersebut, amenitias yang merujuk kepada konsep pembentukan rasa kesenangan dan kenyamanan dalam konteks wisata dan layanan tambahan berupa kegiatan atau hal-hal kecil yang mendukung kegiatan atraksi sebagai komponen utama. Rancang bangun tersebut harus dilakukan dengan perencanaan dan penyusunan yang komprehensif agar SDA dan SDM bisa dimanfaatkan dengan baik menuju sastra untuk pariwisata budaya berkelanjutan.
Cerita tiga masjid tersebut masih belum komprehensif sehingga cerita yang ada di masyarakat dan wisatawan tidak tertuju kepada pemahaman nilai-nilai atau filosofi, tetapi menunjukkan versi cerita yang paling benar. Tujuan penelitian untuk menjelaskan narasi tiga masjid kuno dari sisi tokoh, ajaran, arsitektural, budaya dan nilai-nilai atau filosofi yang terkandung sehingga bisa dijadikan sebagai bahan story telling oleh pramuwisata. Metode penelitian yang digunakan kualitatif-deskrptif. Lokasi penelitian ialah di Bayan (tempat masjid kuno Bayan), Rembitan (tempat masjid kuno Rembitan), dan di Gunung Pujut (tempat Masjid kuno Gunung Pujut). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam kepada juru kunci masing-masing masjid kuno mengenai narasi tokoh, ajaran, arsitektural, budaya dan nilai. Analisis data menggunakan deskriptif dengan menampilkan narasi cerita masjid kuno dari tokoh, ajaran, arsitektural, budaya dan nilai-nilai untuk diinterpretasikan. Tokoh masjid kuno Bayan Beleq ialah Syekh Abdul Mutering Langit dan Syekh Abdul Mutering Jagat, masjid kuno Rembitan ialah Wali Nyatoq dan masjid kuno Gunung Pujut ialah Mas Mulia. Masjid kuno Bayan Beleq urutan pertama (14 M) dengan ajaran hakikat islam mulai dari syariat, tareka, hakikat dan makrifat, masjid kuno Rembitan urutan kedua (15 M) dengan ajaran tasawuf (hakikat) dan masjid Gunung Pujut urutan ke tiga (16 M) dengan ajaran tasawuf (makrifat). Ketiga masjid memiliki pola pengajaran perpaduan islam dengan budaya sehingga melahirkan wetu telu serta arsitektural dan nilai-nilai juga sama. Narasi tiga masjid kuno bisa dijadikan sebagai bahan story telling melalui penyusunan buku utuh mengenai cerita komprehensif tiga masjid kuno sehingga bisa sebagai acuan oleh pramuwisata dalam menjelaskan segala bentuk dan substansinya kepada wisatawan. The story of the three mosques is still not comprehensive, so the stories in the community and tourists are not focused on understanding values or philosophy but show the most authentic version. The research objective is to explain the narratives of the three ancient mosques in terms of figures, teachings, architecture, culture, and the values or philosophies contained so that they can be used as storytelling material by tour guides. The research method used is qualitative-descriptive. The research locations are in Bayan (masjid kuno Bayan), Rembitan (masjid kuno Rembitan), and on Mount Pujut (masjid kuno Gunung Pujut). The data collection technique used in-depth interviews with the caretakers of each ancient mosque regarding the narration of figures, teachings, architecture, culture, and values. Data analysis descriptively: displays narrative stories of ancient mosques from sculptures, teachings, architecture, culture, and values to be interpreted. The figures of the masjid kuno Bayan Beleq are Sheikh Abdul Mutering Langit and Sheikh Abdul Mutering Jagat, masjid kuno Rembitan is Wali Nyatoq and masjid kuno Gunung Pujut is Mas Mulia. The first order is masjid kuno Bayan Beleq (14 M) with the teachings of the essence of Islam starting from syariat, tarekat, hakikat dan makrifat, the second order is masjid kuno Rembitan (15 M) with the teachings of Sufism (hakikat) and masjid kuno Gunung Pujut e is the third order (16 M) with the teachings of Sufism (makrifat). The three mosques have a teaching pattern that blends Islam with the culture to give birth to wetu telu, and the architecture and values are also the same. The narrative of the three ancient mosques can be used as storytelling material by compiling a complete book on the comprehensive stories of the three ancient mosques so that they can be used as a reference by tour guides in explaining all forms and substances to tourists.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.