Background: Healing Garden (HG) is developed as one of the therapies that do not only help in the physical recovery of the patient but also helps to restore mental, social, and spiritual health. This paper aims to determine the benefit of Healing Garden for the patients in the hospital and to produce evidence that Healing Garden relates to the positive experiences of the patients and contributes to their feeling of well-being. Method: The study utilized An Integrative Literature Review of Literatures through EBSCO, ProQuest, and Google Scholar. The articles searched were within 10 years, starting in 2007 until 2017 using the following terms for Boolean Search: “Healing Garden AND/OR Healing environment AND Hospital”. Systematic search related to the topic was started on January 26, 2018 to February 6, 2018. Results: The results of the study revealed seven themes which include 1). Nature provides positive energy for patients, 2) Healing Garden as a protected self-expression space, 3). Healing Garden has the potential to improve the quality of life for patients both physically and psychologically 4). Nature provides space to relate and socialize for patients and families, 5). Garden therapy as a bridge between the outside and spiritual world, 6) Nurses have an important role as a professional in creating a healing environment, and 7). The garden as a “Healing Garden” that should be visible, accessible, quiet, and comfortable. Conclusion: The report of the study gives an overview that Healing Garden therapy has the various advantage that can effectively accelerate holistic healing. It is recommended to build healing gardens such as at the workplaces, schools, public areas, and other places where people can relax and unwind.
Latar Belakang :Pelayanan berkualitas adalah proses pelayanan kesehatan yang penyelenggaraanya sesuai dengan standar pelayanan dan kode etik profesi untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan kesehatan. Pelayanan yang berkualitas akan menentukan tingkat kepuasan dan kepercayaan pasien terhadap suatu rumah sakit. Kepuasan merupakan perasaan senang terhadap pelayanan yang diterima dimana pelayanan sesuai dengan harapan atau melebihi harapan dari pasien. Menurut Parasuraman yang disitasi oleh Muninjaya (2011) kualitas pelayanan ditentukan oleh lima faktor utama yaitu tampilan (tangible), kehandalan (reliability), jaminan (assurance), daya tanggap (responsiveness), serta empati (empathy). Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien di poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pasien yang menjalani pemeriksaan di poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dengan jumlah sampel 135 responden yang dipilih secara purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner, kemudian data dianalisa dengan menggunakan uji statistic Spearman. Hasil: Hasil uji kualitas pelayanan responsiveness dengan p value 0,091, dan empathy dengan p value 0,862. Hasil uji kualitas tangible dengan p value 0,000, reliability dengan p value 0,000, dan assurance dengan p value 0,000 Simpulan : tidak terdapat hubungan kualitas pelayanan (responsiveness dan empathy) dengan kepuasan pasien di poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan terdapat hubungan kualitas pelayanan (tangible, reliability dan assurance) dengan kepuasan pasien di poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Rumah Sakit disarankan untuk tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempertahankan sikap cepat tanggap, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, penampilan yang menarik dalam memberikan pelayanan dan bersikap peka. Kata kunci: kualitas dimensi pelayanan, kepuasan pasien.
Latar Belakang : Kepuasan pasien adalah perasaan yang rasakan dan di ungkapkan oleh pasien setelah membandingkan antara harapan dengan kenyataan setelah mendapatkan pelayanan. Pelayanan yang berkualitas memberikan dorongan kepada pasien untuk menjalin hubungan kuat dengan rumah sakit. Kepuasan pasien pada akhirnya berpengaruh terhadap kesetiaan pasien pada rumah sakit yang memberikan kualitas yang memuaskan Tujuan : Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kepuasan terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap rumah sakit panti rapih yogyakarta. Metode : Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampling dengan menggunakan purposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih di ruang Carolus 5, Elisabet 1 dan Elisabet 4, sampel berjumlah 188 responden Pengumpulan data menggunakan alat ukur kuisioner, kemudian data dianalisa dengan menggunkan uji statistic Spearman’rho Hasil : Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor fasilitas, kinerja, pelayanan, suasana dan komunikasi dengan kepuassan pasien dengan nilai p value = 0,000 Simpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor fasilitas, kinerja, pelayanan, suasana dan komunikasi dengan kepuassan pasien dengan nilai p value = 0,000 Saran : Bagi Kepala Bidang Rumah Sakit: membuat perencanaan untuk pengawasan terhadap pelaksanaan SOP secara berkala, kepada karyawan tentang tindakan keperawatan, agar pasien merasakan kinerja perawat yang professional, untuk perawat pelaksana: Perawat pelaksanan menerapkan SOP (standar operasional prosedur) setiap tindakan keperawatan secara benar, pada saat pre interaktif khusus dalam komunikasi perkenalan bahwa penting perawat memperkenalkan diri, diberikan pembekalan service excelent kepada karyawan yang baru.Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien belum semua di teliti, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai data awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan metode yang lain dan responden yang lebih banyak. Kata kunci : Fasilitas, pelayanan, kinerja, komunikasi, suasana, kepuasan pasien
Latar Belakang: Nyeri punggung bawah merupakan penyakit yang banyak dialami oleh pekerja yang melakukan pekerjaan secara statis dan dinamis, kurang olahraga, terlalu lama duduk, terlalu lama membungkuk terutama pada pekerja pengemudi. Pekerja pengemudi bekerja dengan durasi yang lama setiap harinya dan dengan penumpang atau muatan barang yang tinggi, akibatnya pengemudi akan banyak menerapkan posisi yang statis, lama duduk, dan menerapkan posisi duduk yang kurang tepat. Selain itu beberapa faktor yang menyebabkan pekerja pengemudi mengalami nyeri punggung bawah pada pengemudi adalah faktor IMT atau BMI, masa kerja, posisi duduk, durasi kerja, olahraga, merokok, serta usia. Tujuan: Literature review ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian nyeri punggung bawah pada pekerja pengemudi. Metode: Metode literature review ini adalah scoping review. Artikel yang dikumpulkan melalui beberapa database yang meliputi Google scholar, PubMed, Proquest, Wiley online library dan The Cochrane Collaboration. Kriteria artikel yang dipilih yaitu artikel yang diterbitkan tahun 2016 hingga 2021. Analisis dan penyaringan artikel menggunakan metode PRISMA. Hasil: Didapatkan enam artikel yang layak digunakan, serta telah sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Sebanyak 66.67% artikel membahas faktor posisi duduk, 50% membahas faktor durasi kerja, 66.67% membahas faktor usia, 50% membahas faktor IMT, 83.33% membahas faktor masa kerja, 100% membahas faktor olahraga, dan 83.33% membahas faktor merokok. Kesimpulan: Faktor posisi duduk, durasi kerja, usia, olahraga, merokok, berhubungan dengan terjadinya nyeri punggung bawah pada pengemudi. Sementara faktor IMT atau BMI, masa kerja tidak berhubungan dengan terjadinya nyeri punggung bawah pada pengemudi. Kata kunci: faktor-faktor, nyeri punggung bawah, pengemudi.
Latar belakang : Healing garden atau taman penyembuh merupakan sebuah sarana terapi alam bagi pasien dengan menghadirkan suasana alam sehingga pasien dapat berinteraksi dengan alam disekitarnya dengan tujuan membuat pasien merasa nyaman, relaks, optimis, dan bersemangat. Terapi healing adalah terapi rehabilitasi dan terapi secara fisik maupun nonfisik dengan cara mengajak pasien ke suatu taman yang berada di lingkungan RS untuk dilakukan entertain (media musik, menyanyi) dan edukasi yang bertujuan memberikan efek relaksasi kepada pasien Pasien yang dirawat dirumah sakit merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami kecemasan. Keberadaan taman di lingkungan rumah sakit diharapkan menjadi faktor penunjang dalam membantu proses penyembuhan pasien
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.