Esensi merdeka belajar adalah kebebasan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Kebebasan ini tidak dialami guru dan siswa selama ini karena guru lebih mengerjakan adminstrasi pendidikan dan pembelajaran. Guru juga kurang memahami konsep dan perannya dalam kebijakan merdeka belajar. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan tentang konsep dan makna merdeka belajar, peran guru dalam merdeka belajar. Metode yang digunakan adalah metode kepustakaan. Analisis konten digunakan untuk menganalisis data penelitian. Hasil penelitian ini adalah (1) merdeka belajar meliputi 4 kebijakan yaitu ujian sekolah berstandar nasional dilaksanakan oleh pihak sekolah, asesmen kecakapan minimum dan survei karakter, penyederhanaan RPP, sistem zonasi penerimaan siswa baru; (2) makna merdeka belajar meliputi merdeka berpikir, merdeka berinovasi, belajar mandiri dan kreatif, merdeka untuk kebahagiaan; (3) peran guru sangat bervariasi meliputi fasilitator pembelajaran merdeka belajar, guru inovatif dan kreatif, guru berkarakteristik sebagai guru, dan guru penggerak. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa pemahaman makna merdeka belajar dan peran guru dalam merdeka belajar membantu guru dan siswa lebih merdeka dalam berpikir, lebih inovatif dan kreatif, serta bahagia dalam kegiatan pembelajaran.
Curriculum development is very important for curriculum developers in primary schools to improve the quality of educational processes and outcomes. The aim of this research is to find out how curriculum development in primary schools in the KBK, KTSP, Curriculum 2013, and the independent learning policy. This research method is descriptive qualitative. Literature review method is taken to collect the data from relevant resources. The research found out that curriculum development of the primary school occurs in the span of Indonesian history. The primary school curriculum is a competency-based curriculum designed in the KBK, KTSP, Curriculum 2013, and independent learning. The characteristics of the primary school curriculum in KTSP are a separated curriculum for grades IV-VI and thematic curriculum for grades I-III. The characteristics of the primary school curriculum in the 2013 curriculum are a cross curriculum or integrated curriculum for all grades with a scientific approach and authentic assessment. The primary school curriculum in independent learning needs to pay attention to curriculum simplification, national exams, simplifying lesson plans, the teaching profession. Meanwhile, the implementation of independent learning must include objectives, flexibility, and benefits of the curriculum.
Keterampilan abad 21 sangat dibutuhkan oleh peserta didik dewasa ini untuk mengantisipasi perubahan global yang sangat cepat. keterampilan abad 21 sangat relevan dengan tren pembelajaran abad 21 yang diterapkan di sekolah dasar. Pendekatan saintifik yang diterapkan kurikulum 2013 dapat meningkatkan keterampilan abad 21 siswa kolah dasar. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pendekatan saintifik untuk meningkatkan keterampilan abad 21 siswa sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan tentang kurikulum 2013 di sekolah dasar, keterampilan abad 21, dan implementasi pendekatan saintifik mengembangkan keterampilan abad 21. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatis dengan metode kepustakaan. Data diperoleh dari berbagai referensi yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis konten. Penelitian ini menemukan bahwa (1) kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik dalam perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran; (2) keterampilan abad 21 di sekolah dasar meliputi keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolabrasi, dan kreativitas; (3) implementasi pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas peserta didik; (4) implementasi pendekatan saintifik dapat dipadukan dengan strategi dan model pembelajaran yang relevan seperti pembelajaran aktif dan kooperatif.
Guru memiliki peran yang penting dalam kebijakan merdeka belajar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kebijakan merdeka belajar, landasan filosofis merdeka belajar, dan peran guru dalam implementasi merdeka belajar di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan. Analisis data menggunakan analisis konten. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kebijakan merdeka belajar meliputi yaitu ujian sekolah berstandar nasional, ujian nasional diubah menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter, penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran, penerimaan peserta didik baru dengan zonasi diperluas; (2) landasan filosofi merdeka belajar meliputi progresivisme, konstruktivisme, humanisme, filosofi antropologis, dan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara; (3) peran guru dalam merdeka belajar sangat bervariasi meliputi pengelola kelas, fasilitator, motivator, demonstrator, mediator, evaluator, untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional. Untuk mengoptimalkan peran guru dalam merdeka belajar maka diperlukan pelatihan membuat perangkat dan praktek pembelajaran berbasis merdeka belajar bagi guru, pengembang kurikulum di sekolah perlu menterjemahkan program merdeka belajar secara konkrit agar mudah dipahami dan dijalankan oleh guru, pihak sekolah mendorong dukungan dari berbagai stekholder, mendorong penelitian dan publikasi tentang merdeka belajar di sekolah dasar.
Tujuan dan filsafat kurikulum memberikan landasan dan arah terhadap implementasi kurikulum pada institusi pendidikan. Para ahli kurikulum telah menjelaskan tujuan dan filsafat kurikulum dalam desain kurikulum yang diimplementasikan praktek pendidikan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pandangan Oliva-Gordon tentang tujuan dan filsafat pengembangan kurikulum dalam implementasi kurikulum di STKIP Weetebula. Metode stusi literatur digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan. Penelitian ini menunjukan bahwa tujuan pendidikan dalam kurikulum meliputi tujuan umum, pernyataan tujuan, dan asal dari tujuan. Sedangkan filsafat pendidikan dalam kurikulum meliputi rekonstruksionisme, progresivisme, esensialisme, dan perenialisme. Tujuan pendidikan dalam kurikulum STKIP Weetebula termuat secara eksplisit dan implisit dalam visi, misi, dan tujuan STKIP Weetebula. Sedangkan filosofi kurikulum STKIP Weetebula tercermin dari karakteristik STKIP Weetebula yang disebut sebagai nilai-nilai inti dan semboyan “bersama kita bisa”. Dokumen-dokumen kurikulum pada level program studi menjabarkan tujuan dan filsafat pendidikan tersebut dan dimplementasikan dalam berbagai praktik pendidikan di STKIP Weetebula.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.