Banjir merupakan kejadian bencana alam yang sering terjadi di Indonesia khususnya Kota Medan. Peta kawasan rentan bencana alam khususnya genangan banjir diperlukan untuk mitigasi bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan peta genangan banjir Sungai Babura yang melintasi kawasan Kota Medan akibat meluapnya Sungai Babura. Data pengukuran cross section lapangan, topografi Light Detection and Ranging (LiDAR), topografi Digital Elevation Model (DEMNAS) digunakan untuk mengetahui perbedaan elevasi menggunakan software Global Mapper, dan pemodelan peta genangan banjir mengintegrasikan software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HECRAS) dengan software QGIS. Metode Log Person III memenuhi syarat agihan distribusi frekuensi curah hujan, uji chi-kuadrat, dan uji smirnov-olmogorof. Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu digunakan untuk menghitung debit kala ulang 1, 2, 5, 10, 20, 25, 50, dan 100 tahun. Dari hasil analisis genangan banjir menggunakan data topografi LiDAR diketahui bahwa 19 kelurahan yaitu Anggrung, Beringin, Darat, Gedung Johor, Jati, Kesawan, Kwala Bekala, Mangga, Merdeka, Padang Bulan, Pangkalan Mansyur, Pasar Merah Barat, Petisah Hulu, Petisah Tengah, Polonia, Sarirejo, Sikambing D, Simalingkar B, dan Titi Rantai. Nilai RMSE (Root Mean Square Error) cross section lapangan terhadap data topografi LiDAR, data topografi DEMNAS, dan cross section data topografi LiDAR terhadap data topografi DEMNAS adalah 2,73; 4,74; 3,40; serta nilai RMSE area genangan data topografi LiDAR terhadap data topografi DEMNAS sebesar 0,1052; 0,1176; 0,1208; 0,1250; 0,1252; 0,1253; 0,1253; 0,1210; untuk debit kala ulang 1, 2, 5, 10, 20, 25, 50, dan 100 tahun
Kawasan kumuh yang terjadi di Kota Tanjungbalai dikarenakan salah satunya kurangnya kesadaran masyarakat di Kota Tanjungbalai sehingga sampai saat ini masih banyak lingkungan yang terindikasi kawasan kumuh yang sangat tinggi. Kawasan permukiman penduduk yang semakin padat dan kotor, kondisi jalan yang semakin buruk dan drainase yang penuh dengan sampah merupakan tanda-tanda kekumuhan. Untuk penanganannya perlu ada analisa terhadap faktor apa saja yang menyebabkan hal itu terjadi sehingga upaya penanganan dan pencegahan dapat tepat sasaran. Studi ini bertujuan menentukan kawasan berdasarkan ketertinggalan dan kekumuhan dengan beberapa tingkatan yaitu kawasan sangat tinggi, kawasan tinggi, kawasan sedang, kawasan rendah dan kawasan sangat rendah menggunakan metode AHP dan GIS. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan mengumpulkan data primer dan sekunder yang kemudian akan diolah dengan metode AHP dan GIS. Kawasan yang berdasarkan ketertinggalan terdiri dari 4 kriteria dan 22 sub-kriteria sedangkan kawasan berdasarkan kekumuhan terdiri dari 1 kriteria dan 7 sub-kriteria. Dari hasil analisa diperoleh kawasan yang berdasarkan ketertinggalan yaitu: kawasan sangat tinggi 53 lingkungan, kawasan tinggi 69 lingkungan, kawasan sedang 45 lingkungan, kawasan rendah 13 lingkungan, dan kawasan sangat rendah 7 lingkungan dan kawasan berdasarkan kekumuhan maka diperoleh sebagai berikut: kawasan sangat tinggi 11 lingkungan, kawasan tinggi 90 lingkungan, kawasan sedang 68 lingkungan, kawasan rendah 14 lingkungan dan kawasan sangat rendah 11 lingkungan
Salah satu fungsi manajemen zona pantai adalah untuk menjaga kestabilan pantai sehingga sangat memerlukan data monitoring zona pantai. Namun, data monitoring dan penelitian tentang kondisi zona pantai dan perubahan garis pantai masih sedikit. Pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan pekerjaan survei dan pemetaan zona pantai kini dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan menggunakan teknologi UAV. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi zona pantai berdasarkan ortofoto yang diambil oleh UAV yang dikontrol dengan menggunakan GPS Geodetik di lapangan dan menguraikan tahapan pembentukan fotogrametri dengan UAV hingga menghasilkan gambar ortofoto yang terkoreksi. Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini terdiri dari prasurvei, survei lapangan dan pasca survei. Tahapan awal penelitian meliputi persiapan teknis dan non teknis, pengamatan area survey dan melakukan studi referensi. Tahapan survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data primer berupa hasil pengukuran Ground Control Point (GCP) dan pengambilan mosaik foto udara menggunakan UAV/Drone, mengambil foto dokumentasi lapangan, serta memenuhi kebutuhan survei lainnya. Tahapan pasca survei merupakan kegiatan pengolahan data foto udara serta pengolahan foto dokumentasi. Nilai ketentuan ketelitian geometri berdasarkan kelas (CE90 dan LE90) termasuk ke dalam kelas 1. Berdasarkan hasil perhitungan selisih jarak beberapa objek di foto pada komputer dan jarak sebenarnya di lapangan, diperoleh rata-rata persentase akurasi sebesar 97%. Hal tersebut menandakan bahwa pengukuran menggunakan UAV memiliki akurasi yang tinggi. UAV merupakan alat yang ideal untuk survei dan pemetaan zona pantai serta masalah pantai lainnya.
Salah satu bahan konstruksi yang banyak digunakan adalah beton. Teknologi campuran bahan pada beton terus berkembang, salah satunya perkembangan Beton Mutu Tinggi (High Strength Concrete/HSC). Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan campuran beton mutu tinggi dengan memanfaatkan abu vulkanik gunung Sinabung sebagai salah satu bahan campuran. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Campuran beton pada penelitian ini menggunakan komposisi campuran bahan dari semen, silica fume, pasir silika, pasir, abu vulkanik gunung Sinabung, super plasticizer, air dan PP fiber (Polypropylene Fibres) dengan faktor air semen (w/c) = 0,2 dan w/b = 0,2. Variasi campuran dibuat sebanyak 4 macam dengan menggunakan PP fibre, abu vulkanik gunung sinabung dan tanpa menggunakan campuran PP Fibre dan Abu Vulkanik Sinabung. Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan didapatkan hasil pengujian kuat tekan pada umur 28 hari sebesar 56,9 MPa, 60,72 MPa, 69,21 MPa dan 81,1 MPa. Dari keempat campuran didapatkan hasil bahwasanya campuran D yang merupakan campuran paling baik yang terdiri dari: semen, silica fume, pasir silika, pasir, abu vulkanik gunung Sinabung, super plasticizer, air dan PP fiber (Polypropylene Fibres), sehingga bisa digunakan pada konstruksi yang membutuhkan beton mutu tinggi. Serta penggunaan abu vulkanik gunung Sinabung dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat erupsi gunung Sinabung
Pengembangan jaringan jalan merupakan hal penting untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat untuk mencapai suatu tujuan dengan waktu yang diharapkan seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk menunjang perkembangan suatu daerah. Pengembangan jaringan jalan juga dapat memengaruhi sistem ekonomi maupun sosial masyarakat daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi jaringan jalan, pola pengembangan jaringan jalan dan urutan prioritas pengembangan jaringan jalan pendukung kawasan strategis di Kota Tanjungbalai. Pada penelitian ini ruas jalan yang diteliti adalah seluruh ruas jalan yang ada di Kota Tanjungbalai yang berjumlah ± 1358 ruas jalan. Metode AHP digunakan untuk menentukan kriteria prioritas-prioritas pengembangan jalan dan pembobotannya dan metode GIS digunakan untuk menganalisa spasial seperti mengetahui jumlah fasilitas publik yang berada disebuah ruas jalan. Kriteria penilaian yang dipakai dalam penelitian ini ada 5 kriteria utama, 15 sub-kriteria dan 26 sub-sub-kriteria. Lima kriteria utama tersebut yaitu indeks lingkungan ketertinggalan, konektivitas ke publik, status jaringan jalan, kondisi fisik jalan, dan lalu lintas. Hasil analisis diperoleh tingkat prioritas pengembangan jaringan jalan, dengan 10 teratas yaitu: ruas jalan 1)Gg. Dirgahayu, 2)Jln Putri Malu, 3)Jln. Pulpen, 4)Jll. Pukat III, 5)Gg. Makros, 6)Gg. Satu Rumah, 7)Jln. Nusa Indah II, 8)Gg. Cendrawasih, 9)Jln. Garuda, dan 10)Jl. Sei Karang. Masing-masing nilai skor AHP ruas jalan tersebut adalah 95, 86, 82, 82, 82,82, 77,77,77, dan 77, secara berurutan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.