Keterlibatan pesantren dan kyai dalam hal politik selalu menarik untuk diperbincangkan dan menimbulkan pro dan kontra. Apalagi perbincangan itu muncul dari masyarakat sekitar pesantren sendiri, baik penduduk sekitar pesantren, alumni pesantren maupun walisantri. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tafsir dan ijtihad politik pesantren dengan mengambil lokasi di pesantren Buntet yang merupakan salah satu pesantren tertua di Jawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara pengambilan data wawancara terhadap sumber yang terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah yang berhubungan secara langsung dengan masyarakat sangat menarik perhatian para politisi sebagai bidikan untuk mengangkat suara partai politiknya. Atas dasar itu pula, maka kemudian muncul pandangan masyarakat yang pro dan kontra mengenai keterlibatan pesantren dan kyai dalam persoalan politik praktis.
Kajian ilmiah ini di dalamnya memuat berbagai ulasan tentang penjelasan seputar ruang lingkup tasawuf. Dalam uraian pembahasannya tidak hanya membahas tentang satu sisi atau satu hal saja, akan tetapi mencakup berbagai sisi dan hal yang ada dalam ruang dimensi tasawuf. Paradigma tasawuf dalam kajiannya juga tidak bisa terlepas dari sudut pandang yang ada dalam kajian keislaman. Adapun sudut pandang tasawuf orientasinya lebih menitik beratkan pada nilai-nilai ajaran Islam secara substantif dan esensial, sedangkan sudut pandang keislaman secara umum lebih menitik beratkan pada bentuk sisi secara lahir. Namun demikian, secara prinsip antara sisi dan sudut pandang yang berbeda tersebut tetap memiliki hubungan kedekatan dan keterkaiatan yang saling mengikat diantara semuanya.
In this journal contains a description of the explanation of the relationship (relationship) between someone who plays himself as a teacher spiritual guide (Murshid) with other people who act as followers (Disciples). The second role is certainly not a role in the theater or soap opera shows that we watch on television, but it is a concrete manifestation on the real stage of life. In the tradition sosial urf social-attraction there are life phenomena that are very unique and interesting to study and examine in depth. Because in this phenomenon there is a mirror of human life, which between one another has a very strong relationship and attachment between them. This relationship can be intensively interwoven both physically and mentally which is implemented directly in religious spiritual life and social life. From each of them there were those who became role models who were very adhered to and respected, namely a murshid teacher. While others become followers who are very obedient and loyal, namely a student. The closeness of the relationship between murshid and students is part of an inseparable relationship. Both are bound and related to each other. Each of them takes care and maintains each other. This kind of life portrait is a picture of past life in the time of the Prophet and his companions. Where the Prophet's figure was his capacity as a figure who became uswah (role model) for his companions whose capacity was a loyal follower of the Prophet. This paper aims to reveal the pact around the scope of life in the circle of social-spiritual life played by God's chosen servants.
Kajian ilmiah ini didalamnya memuat berbagai ulasan tentang penjelasan seputar ruang lingkup ilmu tasawuf dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Dalam uraian pembahasannya tidak hanya membahas tentang satu sisi atau satu hal saja dari ilmu tasawuf, akan tetapi juga membahas tentang berbagai sisi dan hal lain yang ada hubungan keterkaitan dan keterikatan dengan ilmu tasawuf. Paradigma tasawuf dalam kajiannya tidak bisa terlepas dari sudut pandang yang ada dalam kajian keislaman lainnya. Di mana sudut pandang tasawuf orientasinya lebih menitik beratkan pada sisi dimensi dalam dari nilai-nilai ajaran Islam secara substantive dan esensial, sedangkan sudut pandang keislaman lainnya secara umum lebih menitik beratkan pada bentuk-bentuk sisi dimensi keilmuan secara lahir. Namun demikian, secara prinsip antara sisi dan sudut pandang yang berbeda tersebut tetap memiliki hubungan relasi dan kedekatan antara keterkaiatan dan keterikatan yang saling mengikat antara dengan yang lain. Oleh sebab itu, dalam memahami ilmu tasawuf dapat difahami dengan berbagai pendekatan dan sudut pandang yang luas sesuai dengan relevansi yang ada dalam kaca mata keilmuan.
Kajian ilmiah ini di dalamnya memuat berbagai ulasan tentang sisi tasawuf dan corak pola pemikiran ijtihad para sufistik dalam memahami isi kandungan makna al-Qur'an secara ishari melalui pendekatan-pendekatan intuitif. Sebagaimana kita ketahui, bahwa tafsir adalah merupakan instrumen alat pengetahuan yang mengkaji dan membahas tentang berbagai maqasid (maksud dan tujuan) yang terkandung dalam al-Qur’an sesuai dengan batasan kemampuan manusia melalui metode penafsiran dengan berbagai disiplin ilmu tafsir. Oleh karena itulah, tafsir adalah salah satu ilmu ushuludin yang paling pokok dan utama serta memiliki kedudukan yang sangat tinggi di antara ilmu-ilmu ushuludin lainnya. Sebab, objek kajian pembahasannya adalah wahyu Allah. Adanya corak penafsiran yang beraneka-ragam adalah sebagai bukti akan kebebasan dalam penafsiran al-Quran. Namun demikian, tentu tetap dalam batas-batas koridor pakem aturan disiplin ilmu tafsir. Dalam dunia tafsir, corak-corak tafsir yang ada dan dikenal selama ini adalah corak bahasa, corak filasafat- teologi, corak penafsiran ilmiah, corak fiqih-tasawuf dan corak sastra budaya kemasyarakatan serta corak-corak lainnya. Seiring dengan perkembangan tasawuf dan alirannya, para sufi juga ikut berperan serta dan berpartisipasi dalam memberikan sumbangan dan kontribusi terhadap nilai-nilai ajaran Islam yang ada. Mereka berusaha menafsirkan al-Qur’an sesuai dengan faham tasawuf yang mereka anut, yaitu dengan menggunakan metode tafsir secara khusus yang disebut tafsir ishari atau tafsir sufi. Pada umumnya, para ahli tafsir dalam rangka menafsirkan al-Qur'an secara tekstual lebih cenderung pada pemahaman-penahaman makna secara tersurat. Akan tetapi berbeda dengan kelaziman penafsiran para sufistik, mereka di samping memahami sisi al-Qur'an dari segi tekstual, juga lebih menekankan pada pemahaman batiniyah secara tersirat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.