AbstrakApotek merupakan salah satu sarana dilakukannya pelayanan kefarmasian oleh seorang apoteker. Dilaporkan bahwa 50% pasien gagal menerima pengobatan secara tepat karena peresepan dan praktik pemberian obat (dispensing) yang tidak sesuai. Apoteker memiliki peran untuk lebih terlibat dalam pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) yang berorientasi pada pasien. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi perawatan pasien (patient care) di Apotek Pendidikan Universitas Padjadjaran (Unpad) Kota Bandung, pada bulan Juli-Oktober tahun 2017, dengan menilai beberapa faktor dalam pemberian obat sesuai dengan ketentuan instrumen indikator perawatan pasien dari WHO. Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional dengan jumlah sampel minimal 20 pasien. Indikator yang digunakan meliputi: lama waktu konsultasi, lama waktu pemberian obat, persen obat yang dapat diserahkan, pelabelan yang benar, dan pengetahuan akan dosis. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu pemberian obat 264 detik, persentase obat yang diserahkan 97,18%, persentase obat yang terlabeli dengan benar 100%, dan waktu rata-rata konsultasi 99,03 detik. Indikator pengetahuan pasien mengenai obatnya hanya 17,07% dan waktu konsultasi bervariasi yaitu 10-370 detik, dibandingkan waktu rekomendasi yaitu 60 detik. Tingkat pengetahuan pasien mengenai obat atau dosis hanya 21,17%. Kegiatan pelayanan kefarmasian di Apotek Pendidikan Unpad dapat dinilai dengan menggunakan indikator WHO dan diketahui bahwa pengetahuan pasien akan dosis obat dipengaruhi oleh jenis penyakit yaitu penyakit degeneratif dan nondegeneratif, sedangkan waktu pemberian obat dan pelabelan obat yang benar dipengaruhi oleh jenis resep pasien yaitu resep racikan atau nonracikan. Kecepatan waktu pelayanan untuk pasien nonkonseling perlu ditingkatkan sehingga diharapkan pasien dapat menerima obat dengan cepat. Pengetahuan pasien mengenai terapinya yang masih rendah juga diharapkan dapat meningkat dengan pemberian informasi obat atau konseling.Kata kunci: Indikator pasien, pelayanan kefarmasian, pengetahuan pasien, waktu konsultasi, waktu dispensing, tepat label Patient Care Indicator: Degenerative-Nondegenerative Patients and Compounded-Non-Compounded Prescription in One of Community Pharmacy in Bandung AbstractPharmacy is one of facilities for pharmacist to do a pharmaceutical care. It has been reported that 50% of patients failed to receive a treatment properly because of error in prescription and dispensing practices. Pharmacist has to be more involved in patient-oriented of pharmaceutical care. This study was conducted to evaluate pharmaceutical care in Apotek Pendidikan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung from July-October in 2017, by assessing several factors in drugs dispensing using WHO patient indicators instrument. This cross-sectional study was conducted with a minimum sample size of 20 patients. The indicators that we used based on WHO assessment were average consultation time, dispensing time, percent of drugs that can be delivered, percent of labeling, and knowledge of dosa...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.