Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan produksi berbagai jagung pulut (Zea mays ceratina L.). Kegunaannya adalah sebagai bahan informasi bagi petani dan pihak pihak terkait. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan fakultas pertanian Universitas Hasanuddin Makassar pada bulan maret – juni 2010. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) yang terdiri dari dua faktor yaitu, faktor pertama jagung pulut sebagai petak utama, faktor kedua pupuk Kalium sebagai anak petak, yang diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 48 satuan petak percobaan, Hasil penelitian menunjukan bahwa Jagung pulut dari empat asal yang diuji seluruhnya menunjukan bahwa jagung pulut asal Bulukumba mengahsilkan produksi tertinggi 4,35 ton/ha. Sedangkan perlakuan dengan dosis pupuk Kalium 75 kg/ha berpengaruh baik pada tinggi tanaman tetapi tidak berpengaruh pada komponen pengamatan lainnya. Interaksi antara jagung pulut asal maros dengan pupuk Kalium pada dosis 100 kg/ha menghasilkan rata-rat kadar amilopektin tertinggi pada jagung pulut asal Maros, dan umur berbunga tercepat 29 hari mst. Sedangkan jagung pulut dari Bulukmba mengahsilkan rata-rata biomassa terberat 11.083,33 kg/ha.

Rice (Oryza sativa L.) is an important agricultural commodity in Indonesia. The combination of stability analysis on yields was considered accurate in selecting superior genotypes. The objectives of this study were as follows: identify the effects of genotypes, the environment, and their interactions (GEIs) on the yields of Fe-tolerant rice; select superior genotypes (stable and high yields) under diverse environment conditions in Indonesia; and determine the mega-environments (MEs) and representative environments for Fe-tolerant rice development. Fifteen genotypes of Fe-tolerant rice were used for this study. Field experiments were conducted at six experimental fields in Indonesia using a randomized block design with two replications. A combined analysis of variance (ANOVA) was used to determine the effect of genotypes, the environment, and their interactions on Fe-tolerant rice yields. Parametric, non-parametric, AMMI (additive main effects and multiplicative interaction), GGE biplot, and SI (sustainability index) measurements were used to determine the superior genotypes. GGE biplot was also used to determine MEs and representative environments. The measurement results showed that genotypes, the environment, and their interactions significantly affected rice yields with contributions of 13.30%, 35.78%, and 50.92%, respectively. One superior Fe-tolerant rice genotype (stable and high yield) was selected based on all measurements, namely G4 (B14316E-KA-4). In this experiment, two MEs were generated. Lampung was identified as a representative environment for the development of superior genotypes. The results of this study can be used as a consideration in the release and development of new superior varieties of Fe-tolerant rice in Indonesia.

Abstract. Maruapey A, Wicaksana N, Karuniawan A, Utami DW, Windarsih G. 2020. Swampy rice lines performance for iron toxicity tolerance and yield components under inland swamp at Sorong, West Papua, Indonesia. Biodiversitas 21: 5394-5402. The extensification of sub-optimal lowland farming strategy is expected to support the increase of rice production. Based on the efforts, the development of tolerant rice varieties to Fe-toxicity to be used in the swampy land area is one of the approaches for increasing rice production. Currently, promising rice lines that are tolerant to Fe-toxicity has been developed using molecular breeding approach for inland swampy area. The objective of this research was to evaluate the performance of 15 promising rice lines that have various genetic backgrounds in inland swamp in Sorong, West Papua. The field experiment was conducted during the second rice planting season (August 2018 to February 2019) to evaluate the performance of the promising rice lines to the morpho-agronomic performance under the lowland swamp conditions. The trial was laid out in a Randomized Complete Block Design (RCBD) consisting of 4 m x 5 m square plots, with 25 cm x 25 cm planting distance and 3 replications. The results revealed that most of the lines had good performances on the Fe-toxicity tolerance, based on bronzing, root length, and biomass characters. The G1 line had the best performance on yield component characters, especially the panicle length. This line also had the highest grain yield (6.15 ton.ha-1) followed by the next promising line of G7 (5.92 ton.ha-1). The genetic performance of these lines showed that they contained IRT (Iron Regulation Transporter) alleles that contributed to partitioning the Fe tolerance mechanism.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui   pengaruh  pemberian 3 jenis pupuk  organik bokashi  terhadap  dan produksi dan  untuk mengethaui salah satu jenis pupuk organik bokashi yang memberikan pengaruh terhadap  produksi  tanaman jagung manis (Zea mays  Saccarata Lin)Penelitian berlangsung mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan September pada tahun 2016 dalam bentuk percobaan rancangan Acak kelompok (RAK),4 kali perlakuan : Po= Kontrol, P1= 10 ton bokasi kotoran sapi =3,6 kg/petak, P2= 10 ton kotoran Ayam =3,6 kg/petak, P3= 10 ton Jerami padi = 3,6 kg/petak. Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga mendapatkan 12 satuan petak perlakuan percobaan.Setiap petak percobaan terdapat 25 tanaman dengan jarak tanam 70x20 cmdengan ukuran 1.2 meter x 3 meter. Dan jumlah seluruh tanaman yang didapat dalam percobaan 300 tanaman sampel.     Dilakukan dengan menggunakan Pupuk Organik bokasi Kotoran sapi, ayam dan jerami padi, yang mana organik bokasi sapi 3,6 kg/petak, menghasilkan tanaman Jagung manis lebih baik dan mencapai Produksinya tornggol Jagung manis  terberat (125,75 g) serta produksi tanaman jagung Manis tertinggi (Zea mays saccarata) 17,11/ha.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau. Penelitian dilaksanakan di lahan petani KM 16 Kelurahan Klablim Distrik Sorong Timur Kota Sorong yang berlangsung pada bulan Sepetmber sampai dengan bulan November 2017. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 kali perlakuan dan 3 kali dengan,  sehingga diperoleh 12 petak percobaan. Faktor perlakuan adalah sebagai berikut : K0 = Kontro. K1  =  Pupuk kandang ayam (1 kg/petak). K2  =  Pupuk kandang sapi (1 kg/petak). K3 = Pupuk kandang  biogas (1 kg/petak). Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pemberian berbagai jenis bokashi berpengaruh sangat nyata terhadap semua komponen yang diamati pada tanaman sawi hijau. Jenis bokashi pupuk kandang ayam memberikan pengaruh terbaik pada tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar per tanaman, bobot segar per petak dan bobot segar per ha tanaman sawi.