Indonesia is called a plural country because it consists of various ethnic groups, races, religions, cultures and languages. Thus, the Indonesian people are prone to conflict, especially those related to religious differences. This phenomenon often occurs among teenagers, especially at Tapal Kuda area. The factors that underlie this are the existence of personal interests, the influx of radicalism, economic business, lack of tolerance, increasing politics, fading of local wisdom, excessive sensitivity, miscommunication, and lack of tabayyun attitude. Therefore, this study presents the concept of religious moderation in order to stem this. This study aims to stem the conflict with the concept of religious moderation through a linguistic approach and local wisdom. This research is a qualitative research with observation and interview methods. The data were obtained from interviews with the Tapal Kuda speakers by voice recording and field note-taking. In addition, the researchers also used reflective-introspective methods. The results of this study indicate that (1) The underlying factors are the existence of personal interests, the entry of radicalism, economic business, lack of tolerance, increasing politics, fading of local wisdom, excessive sensitivity, miscommunication, and lack of tabayyun attitude. (2) the concept of religious moderation with a linguistic approach and local wisdom as an alternative solution in stemming conflicts.
Exactly, all the prosess of linguistic activity such as morfology, sintaxis, stylistic and the others, will oriented to get and explore the meanings behind the text. And al-Qur’an as one of the sacred texts should be explored all aspects of it’s meanings. In this context, Arabic Language as the main instrument used in al-Qur’an have to breaked down from it’s basic contruction until it’s complemented contruction. In the other side, simbolity or textuality inside the language save several meanings as the potention to be actual on reader either on mind as understanding or practically of it. Therefore, this reasearch will explore the actuality of al-Qur’an and it’s relation with several meanings behind the text. The problem is existence of more from one meaning behind the text either word or sentence until paragraph and wacana. So, the existence of Semantic as a comprehensive prosess in linguistic activity is realistic conclusion. And the conclusion of this is to confirm problem of exsistence more one meanings behind Arab Language text and its connection with the al-Qur’an and it’s actuality
Persoalan kompetensi guru dalam dunia pendidikan masih menjadi topik yang aktual untuk dibahas sampai saat ini, berdasarkan berita yang diliput oleh detiknews, bahwa 3,9 juta guru yang ada saat ini, masih terdapat 25% guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik, dan 52% guru belum memiliki sertifikat profesi. Berlandaskan masalah tersebut peneliti dalam hal ini merasa tertarik untuk melakukan penelitian Peningkatan Profesionalisme Guru di MTs Nurus Salam Bungatan yang hanya difokuskan pada pelajaran Pendidikakan Agama Islam (PAI), sebagai upaya untuk mengetahui lebih detail tingkat profesionalisme di lembaga tersebut. Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut, Profesionalitas guru dalam pembelajaran pendidikan agama islam di Mts Nurus Salam Bungatan Situbondo ialah memikili ijazah S1 yang sesuai, pengalaman mengajar lebih dari lima tahun, membuat rencana pembelajaran, metode yang digunakan bervariasi, melakukan interaksi yang baik dengan siswa, dan selalu mengadakan evaluasi. Adapun upaya yang dilakukan dalam peningkatan profesionalitas guru Pendidikan Agama Islam di MTs Nurus Salam Bungatan ialah yang dilakukan dengan menguasai dan mengembangkan kompetensi dalam menjalankan tugasnya, sedangkan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah yang dilaksanakan oleh guru pendidikan Agama Islam adalah penyediaan sarana dan prasarana, kedisiplinan dan pengawasan, rapat guru,seminar dan penataran.
Pada abad 21 dimana persaingan dan perbaikan setiap saat secara terus menerus merupakan sebuah tuntutan, maka pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam harus menghadapi persaingan dan perbaikan itu. Salah satunya dengan strategi implementasi Total Quality Management model PFDCAD dengan tujuan meningkakan mutu pendidikannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai instrumen pengumpul datanya. Dan adapun hasil penelitiannya dalam konteks pondok pesantren Manbaul Ulum, Total Quality Management model PFDCAD diimplementasikan dengan kriteria fokus pada customer, manajemen berdasar fakta, melibatkan semua orang dan perbaikan secara terus-menerus.
Globalisasi informasi dan teknologi adalah sebuah narasi besar dimana semua aspek kehidupan masyarakat dunia berjalan seturut dengannya. Dalam konteks ini, kapitalisme yang menuntut persaingan baik secara ekonomi, sosial, politik dan budaya adalah paradigma kerja operasionalnya. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan mengambil data dari sumber pustaka yang relevan. sedangkan pendekatannya adalah pendekatan filosofis, lebih tepatnya epistemologi. adapun hasil dari penelitian ini adalah pengembangan keilmuan pendidikan pesantren secara epistemologi bergerak dari bayani dan 'irfani menuju burhani sesuai tuntutan zaman
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.