The subsidized housing construction program is spread over two locations with two types of soil layers in South Kalimantan. Because of the difference in the composition and characteristics of the subsoil, the housing construction requires the standardization of design of sub/lower structure of the buildings namely for the deep foundations and shallow foundations which are used as typical subsidized housing foundations in South Kalimantan. This is necessary to ensure that the mass development of the subsidized housing construction meets the safety, time and cost requirements. The standardization of the structure of the lower building using a type of friction support with 4 m long galam wood piles for corner types and 4 section require 4 and 6 galam wood bars. The standardization of the structure of the lower structure on hard soil using a mountain stone foundation with a foundation width of 0.7 m and a foundation height of 0.7 m requires a foundation area of 1.40 - 3.50 square meter.
Interpretasi produk perencanaan sebagai panduan pelaksanaan bisa terjadi kesalahan. Kurangnya kemampuan ahli tenaga teknis, keterbatasan alat dan bahan serta metode pelaksanaan yang salah sebagai factor penyebab kesalahan tersebut. Sebagai contoh adalah kesalahan pelaksanaan pemancangan tiang pada pembangunan Gedung lantai 8 di jalan Veteran Banjarmasin. Berdasarkan hasil investigasi lapangan menunjukkan bahwa titik berat (As) pile cap atau As beban struktur atas rencana tidak satu sumbu dengan As group tiang yang terpancang. Kondisi tersebut mengakibatkan kegagalan dukung tiang karena tiang mengalami over load dan uplift . Oleh sebab itu perlu dilakukan redesain kapasitas dan distribusi beban ke tiang akibat eksentrisitas berlebih. Langkah-langkah awal dapat dilakukan dengan pengumpulan data pendukung dan dilanjutkan dengan penyelidikan data utama seperti posisi koordinat tiang terpasang dan koordinat As pilecap. Data-data tersebut dianalisis dan diolah menjadi redesain formasi group tiang yang mampu memenuhi syarat kapasitas dan distribusi beban rencana ke tiang. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa eksentrisitas arah y maximum terjadi pada jalur C sebesar -0.486 m dan minimum pada jalur A sebesar 0.010 m. selain itu eksentrisitas maximum arah x terjadi pada baris 4 sebesar -0.430 m dan minimum pada baris 6 sebesar -0.027 m. Eksentrisitas eksisiting tersebut lebih besar dari eksentrisitas ijin e > B/6 per pilecap. Kondisi eksentrisitas eksisting tersebut mengakibatkan tidak tercapainya safety factor (SF) rencana 2,5 dan terjadinya overcapacity (Pmax 208 ton) serta tiang tarik. Daya dukung tiang group existing maximum sebesar 944,55 ton dengan SF minimum yang terjadi 0,965 < SF rencana 2,5. Setelah dilakukan redesain jumlah dan posisi tiang diperoleh ex maximum 0,187 m dan ey maximum 0,104 m < e ijin B/6 dan daya dukung tiang group redesain maximum sebesar 1620,17 ton dengan SF minimum 2,354 ≈ SF rencana 2,5. Redesain tersebut menghasilkan distribusi beban ke tiang P max 83,30 ton dan P min 57,32 ton. Distribusi tersebut tidak mengakibatkan overcapacity dari P ijin 208 ton dan tidak menimbulkan tiang tarik. Hasil re-eksentrisitas dan perhitungan daya dukung tersebut dituangkan dalam shop drawing redesain titik pancang sebagai panduan pelaksanaan di lapangan.
Jalan Pramuka merupakan jalan poros yang menghubungkan jalan A. Yani dengan jalan Veteran yang berada di Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin. Peran jalan tersebut sangat penting dalam menunjang ekonomi kota Banjarmasin, namun terdapat berbagai masalah utilitas saluran drainase pada saat hujan yang mengganggu kelancaran lalu lintas di jalan tersebut seperti sedimentasi, sumbatan, genangan dan tertutup halaman gedung. Faktor lain yang mempengaruhi adanya genangan air yaitu kondisi elevasi penampang atas pada saluran drainase yang lebih tinggi dari elevasi jalan sehingga air yang menggenang di jalan tidak dapat mengalir ke saluran drainase. Hasil penelitian menunjukan debit aliran permukaan pada periode ulang 5 tahun sebesar 0,794 m³/detik dan pada periode ulang 10 tahun sebesar 1,180 m³/detik, debit saluran drainase didapatkan nilai debit saluran yang berada di kanan jalan pada STA 0+000 – STA 1+100 sebesar 2,631 m³/detik, pada STA 1+100 – STA 1+230 sebesar 0,731 m³/detik, pada STA 1+300 – STA 2+000 sebesar 2,402 m³/detik. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa saluran pada STA 1+100 – STA 1+230 yang berada di kanan jalan tidak memenuhi syarat terhadap debit rancangan. Mendesain saluran drainase pada STA 1+230 dengan menurunkan elevasi dasar saluran sebesar 65 cm agar genangan yang berada pada badan jalan dapat mengalir ke saluran drainase.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.