Abstrak Minyak goreng yang digunakan secara berulang pada temperatur tinggi akan menyebabkan penurunan mutu dan nilai gizi pada makanan yang digoreng. Penggunakan minyak secara berulang juga akan berdampak buruk bagi kesehatan. Perbaikan kualitas minyak goreng dapat dilakukan dengan berbagai cara sehingga minyak dapat digunakan kembali secara aman. Perbaikan kualitas dapat dilakukan dengan cara pemurnian dengan menggunakan sejumlah adsorben. Pemurnian minyak goreng bekas secara adsorpsi menggunakan berbagai adsorben dengan berbagai variasi suhu dan waktu kontak telah dipelajari. Proses adsorpsi dilakukan pada minyak goreng bekas yang dikontakkan dengan sejumlah adsorben. Mahalnya harga adsorben kimia membuat para peneliti mengembangkan adsorben alami yang berasal dari limbah pertanian. Terdapat beberapa limbah pertanian yang memiliki potensi sebagai adsorben. Limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai adsorben dalam adsorpsi minyak goreng bekas yaitu seperti karbon aktif dari tempurung kelapa, karbon aktif dari tandan kosong kelapa sawit, karbon aktif dari kulit sukun, bentonit, mengkudu, arang aktif dari kulit pisang kepok, arang aktif dari biji kelor, arang aktif biji salak, arang aktif dari ampas tebu, adsorben dari pati aren, dan biji alpukat. Kapasitas adsorpsi dari beberapa jenis adsorben berbeda-beda bergantung pada struktur, konsentrasi adsorbat, jumlah adsorben, tingkat keasaman, kondisi operasi, dan waktu kontak.
Larutan berminyak yang dihasilkan pengilangan 0,4-1,6 kali jumlah produksi minyak, dengan kadar minyak dan chemical oxygen demand (COD) masing-masing 100-300 mg/L dan 850-1020 mg/L. Komponen minyak dalam limbah dapat menghambat ekosistem perairan, mulai dari pertumbuhannya, fisiologi, dan reproduksi. Elektro-adsorpsi merupakan teknologi pemisahan hybrid untuk pemurnian dan desalinasi air dengan mengkombinasikan metode elektrolisis dan adsorpsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi karbon aktif sebelum dan sesudah proses elektro-adsorpsi dan untuk mengetahui pengaruh tegangan pada pengolahan larutan berminyak ditinjau dari nilai COD dan konsentrasi minyak-lemak. Karakteristik karbon aktif dilihat melalui scanning electron microscope (SEM) dan fourier transform infra red (FTIR). Elektro-adsorpsi dilakukan menggunakan adsorben karbon aktif komersial dan elektroda aluminium, dengan memvariasikan tegangan (0, 5, 10, 15 V) dan waktu (5, 10, 15, 20, 25 menit). Larutan berminyak sintetik dibuat dengan mencampurkan 1 g biosolar (B30) dengan 1 liter air Sungai Musi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode elektro-adsorpsi efektif digunakan pada pengolahan larutan berminyak sintetik. Hasil analisa SEM karbon aktif sebelum dan sesudah proses elektrolisis adsorpsi menunjukkan distribusi pori-pori tidak beraturan dan banyak pengotor di sekitar pori-pori karbon aktif. Diamater pori-pori rata-rata setelah proses elektrolisis adsorpsi sebesar 2,54 μm dari 2,58 μm. Hasil Analisa FTIR karbon aktif setelah proses menunjukkan terbentuknya puncak gelombang yang menandakan adanya gugus fungsi yang menjadi karakteristik dari biosolar yang teradsorpsi ke dalam karbon aktif. Penurunan kadar COD dan konsentrasi minyak-lemak paling tinggi masing-masing 40,21% pada 5 V selama 5 menit dan 95,25% pada 15 V selama 10 menit.
Biosolar contains oil, fatty acids, emulsifiers, bactericides, and other chemicals. If the oil contents are mixed with water, it will become hazardous waste and affect drinking water sources, endanger human health, air pollution, affect agricultural production, and damage the natural landscape, so the oil content must be processed to reduce its hazardous content. One of the methods used in treating oily solutions is adsorption. The adsorption method for oily solution treatment is ineffective because it requires several stages, so the required capital is relatively larger and takes longer. Electro-adsorption is one of the methods that is being developed for treating oily solutions. Electro-adsorption is a hybrid separation technology to break down oil emulsions in wastewater and some other organic content. The purpose of this study is to characterize the activated carbon and determine the effect of voltage and time on synthetic oily solution treatment in terms of COD value and oil-fat content. A synthetic oily solution is made by mixing 1 g of biosolar/B30 into the water from the Musi River to a volume of 1 L. The application of the electro-adsorption method uses commercially activated carbon as an adsorbent and iron as an electrode. Variations given to the process with voltage 0, 5, 10, 15 V and time 0, 5, 10, 15, 20, and 25 minutes. The characteristic of activated carbon showed a size change in the pore size from 2.58 µm to 1.98 µm and a reduction of surface area from 740 (±180) m2/g to 730 (±120) m2/g. The electro-adsorption method was effective in treating oily solutions. The decrease of COD reaches the maximum level at a voltage 10 V for 25 minutes, which was 75.92% from 62.33 mg/L to 15 mg/L initially, while the concentration of oil-fat obtains the maximum level at a voltage of 5 V for 5 minutes that is equal to 99.65%, initially 303.19 mg/L to 1.05 mg/L. The optimum condition of the electro-adsorption process in synthetic oily solution was at the voltage of 5 V and a time of 5 minutes. The electro-adsorption process is an effective method to treat synthetic oily solutions.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.