Golden character is one of some factors needed by believers in achieving golden age or moment. Golden character is an ideal one based on the true of Bible verses. This is an article which aimed to show the importance of having that character to get a golden achievement. This article used a method of descriptive to describe biblically what the golden character is, then sumed it inductively that believer must have a golden character to achieve the golden moment. Abstrak: Istilah Golden Character atau karakter emas merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan untuk dapat mencapai masa keemasan bagi orang percaya. Golden Character merupakan karakter ideal yang didasarkan pada kebenaran alkitabiah. Artikel merupakan refleksi biblikal yang bertujuan untuk menunjukkan pentingnya memiliki karakter emas demi mencapai tujuan pencapaian emas. Artikel ini menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan secara biblikal karakter emas, dan menyimpulkannya secara induktif, bahwa untuk mencapai masa keemasan seseorang perlu memiliki karakter emas.
Jesus, reflecting on the context of the mission in the Gospels, often touches on various dimensions, both physical, emotional, intellectual, social, and spiritual for each person and his environment. Many Gospel narratives show the face of friendliness as well as the social responsibility of Jesus in public spaces. Jesus didn't just stop at the gracious nature of God in His mission of ministry but also inspired his listeners to bring out the same kind of hospitality that Jesus did. This needs to reflect the portrait of church life in Indonesian society, which in general tends to focus on religious formalism. This paper aims to explore the concept of Jesus' mission and to realize it practically in the context of Indonesian society today. The method used is descriptive analysis and a hermeneutic approach to the narratives in the Gospels. This study seeks to offer a contextual concept and model of Jesus' ministry to the community served not only as an object of God's hospitality but also as a subject who actively participates in presenting hospitality in public spaces. In conclusion, the mission that Jesus intended to be carried forward by the church was God's mission which Jesus himself had accomplished during his earthly ministry, namely manifesting God's hospitality for humans through the preaching of the gospel and social care.AbstrakYesus, dalam konteks misi di Injil, kerap menyentuh berbagai dimensi, baik secara fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual, setiap orang dengan lingkungannya. Narasi Injil banyak menunjukkan wajah keramahan sekaligus tanggung jawab sosial Yesus di ruang publik. Yesus tidak hanya berhenti pada sifat keramahan Allah dalam misi pelayanan-Nya, namun juga menginspirasi para pendengarnya untuk menghadirkan keramahan yang sama, seperti yang Yesus lakukan. Hal ini perlu menjadi refleksi potret kehidupan bergereja pada masyarakat Indonesia, yang umumnya cenderung terfokus kepada formalisme agawami. Artikel ini bertujuan untuk menggali konsep misi Yesus serta merealisasikan secara praktis dalam konteks masyarakat Indonesia di masa ini. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif serta pendekatan yang hermeneutis pada narasi kitab-kitab Injil. Penelitian ini berupaya menawarkan konsep dan model pelayanan Yesus yang kontekstual kepada komunitas yang dilayani, bukan hanya sebagai objek keramahan Allah, namun sekaligus sebagai subjek yang aktif berpartisipasi menghadirkan keramahan pada ruang publik. Kesimpulannya, jelas terlihat bahwa misi yang dimaksudkan Yesus untuk diteruskan oleh gereja adalah misi Allah yang telah dikerjakan Yesus sendiri selama pelayanan-Nya di dunia, yaitu memanifestasikan keramahan Allah bagi manusia melalui pemberitaan Injil dan kepedulian sosial.
Perikop dalam kitab Kejadian 6:1-4 merupakan perikop yang banyak diperdebatkam oleh para sarjana Alkitab sejak banyak tahun yang lalu hingga saat ini. Berbagai penafsiran juga muncul dari para ahli dengan sederetan argumentasi yang diberikan untuk mendukung penafsirannya. Penulisan ini mengunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu data tentang nefilim dan sejarah muncunya pandangan tersebut. Melalui hasil analisi penulis Kaum "NEFILIM" adalah manusia biasa, bukan makhluk menyerupai manusia, bukan pula makhluk yang ditafsirkan sebagai "keturunan malaikat-malaikat yang jatuh. Sebagaimana narasi Matius 22:30, penulis lebih cenderung menerima bahwa natur malaikat sebagai makhluk roh, yang tidak kawin dan mengawinkan.
Violence in the household is an act that is carried out in the household by a husband, wife, or child, which has a negative impact on physical, psychological integrity and harmonious relationships. There are various forms of violence that occur in households, and it could be that we are experiencing violence without realizing it, or in the households around us. Domestic violence is an act that violates the law because it needs to be prevented. For that, every individual needs to know and understand what domestic violence is, what are the factors for the occurrence of domestic violence and how to overcome it. AbstrakKekerasan dalam rumah tangga merupakan tindakan yang dilakukan didalam rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang memberi dampak buruk bagi keutuhan fisik, psikis dan keharmonisan hubungan. Ada berbagai bentuk kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga, dan bisa saja tanpa disadari kekerasan itu sedang kita alami, ataupun rumah tangga disekitar kita. Kekerasan dalam rumah tangga perbuatan yang melanggar hukum karena itu perlu dilakukan pencegahan. Untuk itu setiap individu perlu mengetahui dan memahami apa itu kekerasan dalam rumah tangga, apa yang mejadi faktor-faktor terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan bagaimana menanggulanginya
The stewardship of mission churches abroad is urgent and cannot be waiting. BCM Perak as a Local Church in Malaysia stands as a form of outreach to the souls of the Indonesian Migrant Workers who work there, requiring servants of God and leaders who can be relied on them. That is related to the limited number of ministers and leaders of the local church who can speak Indonesian. However, the local congregation, mostly Indonesian workers, does not have sufficient capacity and capability to serve and lead. The local mission church lacks ministers in almost all of its existing ministries. Discipleship is a strategic step to give birth to new Christian ministers and leaders with strategies for discipleship and mentoring of local churches. So that the church does not experience service stagnation and can still be a forum for continuous congregational faith development. This research is using the descriptive qualitative method. The purpose of this paper is to provide encouragement and longing for church members to take burdened in taking part in the stewardship of the local church maximally and continuously. The results obtained are an increase in the general number of God's servants as much as 45% of the existing number by looking at the effectiveness and efficiency of stewardship in the local church. AbstrakPenatalayan gereja misi di luar negeri adalah sangat urgen dan tidak dapat ditunda. BCM Perak sebagai Gereja Lokal di Malaysia berdiri sebagai bentuk penjangkauan jiwa jiwa dari Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di sana memerlukan para pelayan Tuhan dan pemimpin pemimpin yang bisa di andalkan. Hal ini berkaitan dengan sangat terbatasnya sekali para pelayan dan pemimpin dari gereja lokal yang memang bisa berbahasa Indonesia. Namun warga gereja yang sebagian besar di isi oleh tenaga kerja Indonesia yang bekerja tidak cukup mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang memadai untuk bisa melayani dan juga memimpin. Gereja misi lokal kekurangan pelayan Tuhan hampir diseluruh bagian penatalayan yang ada. Pemuridan adalah menjadi langkah yang strategis untuk dapat melahirkan pelayan dan pemimpin Kristen yang baru strategi pemuridan dan mentoring gereja lokal sehingga gereja tidak mengalami stagnasi pelayanan dan tetap dapat menjadi wadah untuk pembinaan iman jemaat secara kontinyu. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan dari paper ini adalah untuk memberikan dorongan dan kerinduan bagi warga gereja untuk terbeban dalam mengambil bagian dari penatalayanan gereja lokal secara maksimal dan terus berlangsung secara kontinyu. Hasil yang sudah dapat dilihat adalah terjadi peningkatan secara umum jumlah pelayanan Tuhan sebanyak 45% dari jumlah yang ada dengan melihat efektifitas dan efisiensi penatalayanan yang ada dalam gereja lokal.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.