Penelitian ini mengkaji karakteristik dan dinamika sistem pertanian lahan kering dalam kebudayaan Manggarai, lambang identitas masyarakat Manggarai sebagai anggota kelompok etnik Manggarai di Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kerangka teori yang memayungi penelitian ini adalah teori kebudayaan dan teori perubahan kebudayaan. Penelitian ini bersifat deskriptif. Prosedur penelitian adalah penelitian lapangan dan kepustakaan. Penelitian lapangan bertujuan mendapat data primer sebagai data utama. Lokasi penelitian adalah wilayah Manggarai dengan lokasi utama kota Ruteng. Sumber data adalah masyarakat Manggarai, khususnya yang tinggal di kota Ruteng yang diwakili lima orang informan kunci. Metode pengumpulan data adalah pengamatan dan wawancara, yang dielaborasi dengan teknik rekam, elisitasi, dan simak-catat. Penelitian kepustakaan bertujuan mendapat data sekunder. Metode pengumpulan data adalah studi dokumenter. Data dianalisis secara kualitatif dengan metode induktif, analisis bertolak dari data menuju konsep/teori yang bersifat lokal-ideografis berupa perian tertulis karakteristik dan dinamika sistem pertanian lahan kering dalam kebudayaan Manggarai. Hasil penelitian menunjukkan, sistem pertanian lahan kering dalam kebudayaan Manggarai pada masa silam memiliki karakteristik khas dan khusus, sebagaimana tercermin dalam nama dan bentuk lahan pertanian, jumlah dan jenis lahan pertanian, teknik pengolahan lahan pertanian, jenis tanaman, dan taksonomi klafikasi musim. Akan tetapi, bersamaan dengan dinamika masyarakat Manggarai, fungsi kebudayaan Manggarai sebagai lambang identitas masyarakat Manggarai mengalami perubahan dalam tataran tertentu. Perubahan itu dapat disaksikan, antara lain, dalam perubahan sistem pertanian lahan kering, sebagaimana tercermin dalam fenomena perubahan berkaitan dengan nama dan bentuk lahan pertanian, jumlah dan jenis lahan pertanian, teknik pengolahan lahan pertanian, jenis tanaman pertanian, jenis tanaman, dan taksonomi klafikasi musim.
Tulisan ini menyajikan hasil penelitian yang mengkaji beberapa hambatan dalam pengembangan program pariwisata budaya di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Materi yang dikaji dalam tulisan ini bersumber pada data hasil penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan mengendalai pengembangan program pariwisata budaya di NTT dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat tentang hakikat kebudayaan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kebermaknaan budaya, dan kurangnya apresiasi masyarakat terhadap budayanya sendiri. Tulisan ini diharapkan bermanfaat untuk memperkaya sumber acuan bagi pemerintah dan masyarakat NTT dalam mengembangkan program pariwisata budaya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.