The assembly sequence planning of a product can be generated through three phases: first, generating precedence constraints; second, searching for assembly sequence alternatives; and third, selecting the best assembly sequence. Assembly sequence generation needs precedence constraints in order to find a feasible assembly. A collision between two components can cause the blocking of one by the other after assembly. This research proposes an automated method for generating precedence constraints. The method employs certain information: the collision-free assembly path; the number of connections between components; and component volume. This information is extracted from the CAD (Computer Aided Design) database. The methods resulting from the research will be used to develop an automated process of assembly sequence generation using a three-dimensional (3D) solid drawing in the form of a stacked drawing in a CAD system.
Disaster impacts on human life not only in economic sector but also social, culture, and environment. In order to minimize the disaster risk, it is expected all elements who exposed to the forthcoming disaster make a good disaster preparedness then they will be resilience toward the disaster. Since individual as one of disaster stakeholder who will face a disaster directly, it is expected that they will participate actively in disaster reduction efforts. This study is aimed to design key performance indicators for measuring the disaster preparedness level of an individual. Using the Delphi method, it is obtained 14 indicators of three critical factors identified. The preparedness level of an individual against a disaster is plotted in 2-dimension matrix (awareness & attitude versus actions taken). The indicators are designed for assessing disaster preparedness of people who live in a tsunami disaster prone area. The indicators can be used by the government to assess the preparedness level of their citizens. Moreover, the indicators will be helpful for government in developing disaster preparedness program to improve people resilience against disaster.
Kruk merupakan tongkat/alat bantu berjalan untuk orang yang memiliki keterbatasan fisik karena cacat atau cedera, biasanya digunakan secara berpasangan untuk mengatur keseimbangan tubuh saat berjalan. Kruk biasanya terdiri dari dua jenis yaitu kruk ketiak (Axillary Crutch) dan kruk lengan bawah (Forearm Crutch). Kruk ketiak pada umumnya terbuat dari aluminium karena berat jenisnya yang relatif ringan, namun memiliki kekuatan mekanik yang relatif rendah, sehingga pada beberapa kasus kruk aluminium mengalami bengkok saat digunakan. Kruk ketiak yang diusulkan oleh [1] dan [2] kurang praktis untuk dibawa, penutup kruk yang licin dan mudah rusak, serta ketinggiannya yang tidak mudah diatur sesuai keinginan. Pada makalah ini dilakukan studi untuk mengusulkan alternatif material pengganti yang lebih kuat dan sekaligus mengatasi masalah kekurangan kruk yang diusulkan oleh peneliti sebelumnya. Material yang dipertimbangkan dalam kajian adalah aluminium, baja karbon, dan stainless steel. Material terpilih untuk diusulkan sebagai material pengganti adalah stainless steel, penggunaan material ini dapat mereduksi bobot kruk sebanyak 28,6% dari 1,75 kg menjadi 1,25 kg. Agar kruk praktis dibawa, diusulkan sistem geser dengan tiga komponen penyusun utama yaitu tiang penyesuai jangkauan, tiang utama dan tiang penyesuai ketinggian, dengan sistem ini kruk memiliki panjang yang bisa disesuaikan yaitu panjang minimal 100 cm dan panjang maksimal 150 cm. Tiang utama kruk dibagi menjadi dua bagian, panjang masing-masing tiang utama adalah 50 cm dan 45 cm sehingga lebih mudah dilipat untuk disimpan dan dibawa. Penutup ujung kruk menggunakan karet agar tidak licin, karet tersebut dimasukkan ke dalam pipa tiang utama sehigga lebih tahan terhadap tekanan. Pegangan kruk dirancang dengan kemiringan yang bisa disesuaikan, rasio penyesuaian kemiringan yaitu 14,4o agar posisi tangan dan pergelangan tangan lebih baik dan nyaman saat penggunaan, tetapi derajat kemiringan kruk rancangan ini masih lebih besar 2,4o jika dibandingkan dengan kemiringan yang ergonomis yaitu sebesar 12o.Keywords: kruk, cacat, cedera, ergonomis
The purpose of this paper is to study the effects of service quality, organization culture and reputation on student satisfaction. This study uses 397 data collected from undergraduate students of Andalas University. The data is analyzed using structural equation modeling with SmartPLS 3.0, because of its ability to evaluate the measurement as well as the structural model. The results of this study show that service quality, organization culture and reputation significantly affect the student satisfaction. It is also found that service quality has the highest effect on student satisfaction, which means that increasing Andalas University service quality would significantly improve the satisfaction of its students. The results of this study also show that the organization culture nor reputation do not have moderating effect on the relationship between service quality and student satisfaction. This finding implies that organization culture nor reputation would not strengthen nor weaken the relationship between service quality and student satisfaction. Based on the findings, this study proposes several recommendations for University of Andalas to improve the satisfaction of its students.
Saat ini, konsumen sudah semakin cerdas dalam memilih produk, termasuk produk pangan. Keamanan pangan menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh industri pangan. Produksi makanan yang tidak aman tidak hanya dapat mengakibatkan keracunan makanan, penarikan produk, proses hukum yang panjang, tapi juga dapat merusak reputasi publik. Persyaratan pelanggan menuntut adanya kepastian bahwa makanan diproses dengan cara yang memenuhi standar keamanan pangan, mulai dari kebun sampai ke meja. Untuk memenuhi hal tersebut maka semua pihak yang terlibat dalam proses produksi pangan harus memiliki pengetahuan dan memahami dengan baik hal terkait standar penanganan pangan untuk produk yang diproduksi. Rendang merupakan salah satu makanan tradisional Sumatera Barat yang sudah mulai mendunia. Hal ini mengakibatkan kebutuhan untuk memproduksi rendang dengan standar keamanan pangan menjadi suatu hal yang sangat penting. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam rangka Pengabdian Masyarakat Jurusan Teknik Industri UNAND melakukan pelatihan/bimbingan teknis terkait standar penanganan pangan rendang dengan melatih tentang Good Manufacturing Practices (GMP). Kegiatan ini diharapkan dapat membantu IKM untuk mendapatkan standarisasi usaha.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.