<p class="IABSTRAK"><strong>Abstract: </strong>Verbal aggressive behavior that often occurs in social media is usually triggered by fanaticism on certain objects. The purpose of this research is to look at the relationship of fanaticism with verbal aggressive behavior in social media conducted by fans-idol of K-pop. This research used correlational quantitative method. The subjects of this study are fans-idol of K-pop numbered 915 people. Data collected with fanaticism scale and verbal aggression in media social scale. The data retrieval is done by using google forms application which contains the research instrument, which is disseminated through the social media forum of fans-idol of K-pop. This study showed there was a positive relationship of fanaticism with verbal aggressive behavior in social media on fans-idol of K-pop (r = 0.626 and p = 0,000). Fans-idol of K-pop who have high fanaticism will have high verbal aggressive behavior, otherwise fans-idol of K-pop who have low fanaticism will have a low verbal aggressive behavior.</p><strong>Abstrak: </strong>Perilaku agresif verbal yang sering terjadi di media sosial biasanya dipicu oleh fanatisme pada objek tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan fanatisme dengan perilaku agresif verbal di media sosial yang dilakukan oleh penggemar-idola K-pop. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Subjek penelitian ini adalah penggemar-idola <em>K-pop</em> berjumlah 915 orang. Data dikumpulkan dengan skala fanatisme dan agresi verbal dalam skala sosial media. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi formulir google (<em>google form</em>) yang berisi instrumen penelitian, yang disebarkan melalui forum media sosial penggemar-idola <em>K-pop</em>. Penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif fanatisme dengan perilaku agresif verbal di media sosial pada penggemar-idola <em>K-pop</em> (r = 0,626 dan p = 0,000). Fans-idola <em>K-pop</em> yang memiliki fanatisme tinggi akan memiliki perilaku agresif verbal yang tinggi, jika tidak penggemar-idola <em>K-pop</em> yang memiliki fanatisme rendah akan memiliki perilaku agresif verbal yang rendah.
Abstrak.Competitive anxiety merupakan suatu hal negatif dalam menghadapi kompetisi karena dapat menurunkan capaian prestasi dan hal ini diindikasi salah satunya terkait dengan mental toughness atau kemampuan untuk bersikap positif ketika menghadapi suatu tekanan khususnya dalam sebuah pertandingan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara mental toughness dengan competitive anxiety pada atlet bola voli. Terdapat 118 responden yang mengisi lengkap dan data selanjutanya dianalisis melalui product moment correlation Pearson SPSS 21.0. Hasil menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara mental toughness dengan competitive anxiety (r = -0,670 dan p < 0,001). Semakin mampu seorang atlit untuk bersikap positif terhadap tekanan maka semakin rendah kecemasannya menghadapi kompetisi. Keyword: mental toughness, competitive anxiety, athletesBagi seorang atlet, pencapaian prestasi yang optimal tentunya menjadi tujuan utama selain kesehatan itu sendiri. Terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi yang optimal pada atlet yaitu faktor fisik, teknik, dan psikologis (Adisasmito, 2007). Aspek psikologis atau kepribadian yang menjadi dasar untuk meraih prestasi yang tinggi pada atlet dalam melakukan olahraga yaitu ambisi prestatif, kerja keras, gigih, mandiri, komitmen, cerdas, dan swakendali (Maksum, 2007), sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa aspek psikologis yang sangat dominan dalam penampilan seorang atlet yaitu adalah motivasi, intelegensi, ketegangan atau kecemasan, dan program latihan mental (Utama, 1993). Sebaliknya, faktor psikologis yang biasanya menyebabkan prestasi atlet menurun, yaitu perasaan jenuh, tertekan, stress, ketakutan akan gagal, emosi yang meledak-ledak, kurangnya kepercayaan diri, kecemasan, dan lain sebagainya (Ravaie, 2006).
Pearson use cultural values to descride theirselves. Therefore, important for the individual to see how others judges them for self-assessment. This study aims to determine the image of student self-concept with cultural background. This research uses descriptive quantitative approach. Accidental sampling method is used in determining the subject of research. The subjects of the study were students of Psychology Faculty University of Muhammadiyah Malang, amounting to 261 people from different backgrounds. The instrument used in this study is an open question developed by the researcher based on theoretical understanding of self concept. The data analysis used in this research is cross tabulation. The results show that subjects describe themselves in 4 groups, namely: according to self, father, mother, and friend. Each group describes itself as an interdependent and independent self. Fathers, mothers and friends tended to assess the subject's self-concept in the interdependent category. While the subject rate of self concept tend to be in independent category. Other results showed the four self-conceptual selfassessment groups. However, demographic variables, such as sex, age, ethnicity, and origin of the archipelago have no relevance to self-concept, except self-concept assessments by mother and tribal demographics with weak associations.Abstrak. Individu menggunakan nilai budaya sebagai acuan dalam menggambarkan diri. Sehingga penting bagi individu untuk melihat bagaimana pandangan orang lain untuk menilai diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri mahasiswa dengan latar belakang budayanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode accidental sampling digunakan dalam menentukan subjek penelitian.Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang berjumlah 261 orang dari berbagai latar belakang yang berbeda. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan terbuka yang dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan pada pemahaman teoritis konsep diri. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabulasi silang. Hasil menunjukkan bahwa subjek menggambarkan diri mereka kedalam 4 kelompok, yaitu: menurut diri sendiri, ayah, ibu, dan teman. Setiap kelompok menggambarkan diri interdependen dan diri independen. Ayah, ibu dan teman cenderung menilai konsep diri subjek dalam kategori interdependen. Sedangkan subjek menilai konsep dirinya cenderung pada kategori independen. Hasil lainnya menunjukkan keempat kelompok penilaian konsep diri saling terkait. Akan tetapi, variabel demografi, seperti jenis kelamin, usia, suku, dan asal kepulauan tidak memiliki keterkaitan dengan konsep diri, kecuali penilaian konsep diri menurut ibu dan demografi suku yang memiliki keterkaitan yang lemah.
AbstrakWalau bangsa Indonesia dianggap memiliki kebudayaan kolektivistik, masih belum diketahui apakah tiap-tiap kelompok etnis menekankan nilai-nilai kebersamaan dan harmoni sosial dalam level yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat keterikatan interpersonal pada lima kelompok etnis besar di Indonesia. Jumlah subjek yang terlibat adalah 1.420 orang yang berasal dari etnis Jawa subkultur Negarigung, etnis Jawa subkultur Mancanegari, etnis Madura, etnis Minangkabau, dan etnis Bugis-Makassar. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis varians untuk menguji perbedaan nilai rerata dalam keterikatan interpersonal. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang berarti dalam hal keterikatan interpersonal antar etnis. Etnis Jawa Nagarigung cenderung lebih menonjolkan rasa percaya terhadap sikap dan perilaku mitra relasi dibanding etnis-etnis lainnya kecuali etnis Jawa Mancanegari. Sementara itu etnis Jawa Mancanegari cenderung lebih tinggi dalam persepsi kualitas hubungan dengan mitra relasi dibanding seluruh etnis lainnya kecuali etnis Minangkabau. Untuk dimensi kuatnya pertimbangan pihak ketiga dalam relasi, etnis Minangkabau cenderung lebih tinggi dibanding seluruh etnis lain. Dengan demikian, terdapat perbedaan antar etnis dalam menonjolkan dimensi keterikatan dalam hubungan interpersonal. AbstractEven though previous research suggested that Indonesia is a collectivistic society, we are still at the dark when we question whether each Indonesian sub-ethnic group actually differ in their endorsement toward collectivistic values. This study aimed to investigate whether there are meaningful differences in interpersonal attachment between five major ethnic groups in Indonesia. A total of 1.420 subjects from Javanese ethnic Negarigung subculture, Javanese ethnic Mancanegari subculture, Maduranese ethnic, Minangese ethnic, and Bugisese-Makassarese ethnic participated in this study. The data was analyzed with analysis of variance to determine whether there is any mean difference between ethnic group. The results showed that there were significant differences in interpersonal attachment. The Javanese Nagarigung ethnic tends to emphasize more trust in the attitudes and behaviors of the relational partners than other ethnic groups except the Mancanegari Javanese. Meanwhile, the Mancanegari Javanese tend to be higher in the perception of the quality of relations with partner relations than all other ethnic groups except the Minangkabau ethnic group. For the dimension of third-party consideration in relationships, the Minangkabau ethnicity tends to be higher than all other ethnic groups. Thus, there were differences between ethnic groups in highlighting the dimensions of engagement in interpersonal relationships.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.